Sebelum pelantikan, seharusnya ada proses seleksi hingga finalisasi pelantikan pejabat eselon II. Namun hingga jadwal pelantikan besok, ia mengaku tidak diberi surat tembusan dari Badan Kepegawaian Daerah (BKD) maupun dari Gubernur Ria Norsan.
“Gubernur dan wakil gubernur satu paket, dalam surat suara saja satu. Jadi segala sesuatu mesti dibicarakan bersama, apalagi pejabat Eselon II,” tegas Krisantus kepada wartawan, Kamis, 4 Desember 2025.
Sejak awal proses seleksi calon pejabat eselon II, Krisantus mengaku sama sekali tidak dilibatkan dalam diskusi.
“Pak Gubernur tidak pernah bicara sama saya mulai dari proses penyusunan sampai pelantikan. Tahu-tahu undangannya datang. Itu yang membuat saya kecewa, saya seperti dianggap orang tidak ada,” sesalnya.
Kondisi tersebut mengherankan karena selama ini Krisantus menilai hubungan kerja dengan gubernur tidak pernah ada masalah meskipun soal komunikasi terbilang minim.
“Jarang berkomunikasi, paling bersalam saat acara, duduk sama-sama, selesai. Tidak pernah diajak bicara soal pembangunan Kalbar, soal anggaran,” lanjutnya.
“Saya menganggap tidak ada masalah, cuma beliau yang merasa bermasalah. Menganggap saya biang kerok, dalang, dan sebagainya, sementara saya tidak pernah melakukan apa-apa,” jelasnya.
Hingga saat ini, belum ada pernyataan klarifikasi yang disampaikan Gubernur Kalbar Ria Norsan terkait hubungan dengan Wagub Krisantus yang dinilai merenggang.

