Direktur Enterprise and Business Service Telkom, Veranita Yosephine menjelaskan, sejumlah negara di kawasan regional telah memasuki fase ekonomi digital tingkat lanjut, di mana teknologi menjadi penggerak utama produktivitas dan pertumbuhan ekonomi (hyper-digital domestic economy).
Untuk menghadapi tantangan itu, inovasi AI dan transformasi digital adalah sebuah keniscayaan dan menjadi kebutuhan strategis.
“Di banyak negara kawasan regional seperti Asia telah terjadi pergeseran arah kebijakan dan regulasi tentang transformasi digital yang berdampak pada banyak sektor, termasuk dalam keamanan digital, industri, hingga ekonomi,” jelas Veranita dalam keterangan tertulisnya, Kamis, 4 Desember 2025.
Indonesia juga dituntut menguatkan infrastruktur digital mandiri untuk menghadapi tantangan global, mulai dari fragmentasi geopolitik hingga persaingan teknologi antarnegara besar.
“Telkom terus memperkuat perannya sebagai digital orchestrator melalui penguatan konektivitas, pembangunan infrastruktur digital, dan pengoperasian 35 data center yang tersebar di berbagai wilayah,” jelasnya.
Selain kapabilitas dan kredibilitas di bidang infrastruktur digital dan konektivitas yang andal, Telkom juga menghadirkan Telkom AI Center of Excellence, yakni inisiatif wadah strategis Telkom Solution dalam memperkuat ekosistem kecerdasan buatan nasional dan memastikan implementasi AI berjalan terarah serta berkelanjutan.
Ada empat pilar dalam Telkom AI Center of Excellence, yakni AI Campus sebagai ruang kolaborasi dengan perguruan tinggi; AI Playground yang menyediakan area eksplorasi dan pengujian inovasi; AI Connect yang mengharmonisasi kolaborasi antarpraktisi, startup, dan pelaku bisnis; serta AI Hub yang berfokus pada akselerasi penciptaan solusi AI yang nyata bagi berbagai industri.
Melalui empat pilar ini, Telkom berkomitmen menghadirkan ekosistem AI yang holistik, terintegrasi, dan memberikan dampak nyata bagi transformasi digital Indonesia.
“Sebagai individu, pelaku industri dan anak bangsa, kita harus memastikan Indonesia tidak hanya menjadi pasar bagi teknologi global, juga perlu menjadi bangsa yang menentukan arah dan masa depannya sendiri,” pungkasnya.

