Pernyataannya itu memicu reaksi dari sejumlah pihak yang merasa tersinggung atau menilai ucapannya berlebihan.
Namun Cak Imin menegaskan bahwa ajakannya bukan untuk menyalahkan siapa pun, melainkan untuk mengedepankan sikap rendah hati dalam menghadapi krisis ekologis.
Dengan gaya khasnya, ia menyampaikan respons santai lewat pantun di akun X miliknya.
“Jalan-jalan ke kampung radiodalam, (cakep..!) Jangan lupa beli rambutan (cakep..! ) Kita ini mau memperbaiki alam, bukan mencari keributan (cakep..! ),” tulis Cak Imin dikutip redaksi Jumat, 5 Desember 2025.
Menurut Cak Imin, seruan taubat nasuha adalah ajakan moral agar semua pejabat, termasuk dirinya, melakukan koreksi diri dan memastikan setiap kebijakan tidak memperburuk kerusakan lingkungan.
Pernyataan tersebut sebelumnya menuai kritik dari Anggota DPR RI Ahmad Doli Kurnia yang meminta Cak Imin tidak membuat situasi menjadi tambah keruh di tengah bencana Sumatera. Doli mengatakan Cak Imin tidak perlu bersikap seolah merasa paling benar dan hebat di antara menteri-menteri yang lain.
Dia pun mengatakan ucapan Cak Imin yang meminta menteri-menteri lain melakukan taubat nasuhah telah melampaui kewenangannya sebagai menteri. Sebab, menurut Doli, yang berhak memberikan peringatan kepada menteri adalah presiden.
Di sisi lain, sejumlah pegiat lingkungan justru melihat pernyataan Cak Imin secara positif. Menurut mereka, konteks ucapan tersebut seharusnya dipahami sebagai ajakan untuk memperbaiki tata kelola lingkungan yang selama ini lemah, bukan sebagai tudingan personal.

