Dewan Emas Dunia (World Gold Council/WGC) memproyeksikan kenaikan harga emas ini akan dipengaruhi oleh menurunnya imbal hasil obligasi, meningkatnya ketegangan geopolitik, serta derasnya arus flight to safety.
“Kombinasi penurunan imbal hasil, meningkatnya tekanan geopolitik, dan arus flight-to-safety yang signifikan menciptakan dorongan yang sangat kuat bagi emas, mendukung pergerakan naik yang tajam,” tulis WGC dalam laporan Gold Outlook 2026.
Mengutip TipRanks, Jumat 5 Desember 2025, emas sendiri tercatat telah melonjak 60 persen secara year-to-date dan berada di jalur menuju kinerja terbaiknya sejak 1979.
“Dalam skenario ini, emas dapat melonjak 15?”30 persen pada 2026 dari level saat ini,” lanjut WGC.
Sebagai aset safe haven, emas dinilai dapat menjadi aset aman jika terjadi perlambatan ekonomi global dan peningkatan volatilitas pasar.
Prospek suku bunga yang lebih rendah juga memperkuat daya tarik emas, mengingat menurunnya opportunity cost dibandingkan aset berbunga.
Namun WGC mengingatkan, harga emas tetap menghadapi risiko. Pertumbuhan ekonomi yang lebih kuat dan meredanya ketidakpastian geopolitik dapat memicu kenaikan suku bunga serta penguatan dolar AS, yang juga berpotensi menekan pergerakan emas.

