Hingga kini, setidaknya ada 2.900 sekolah di Aceh, Sumatera Utara, dan Sumatera Barat terdampak banjir dan tanah longsor.
“Tadi kita sampaikan datanya per 7 Desember itu ada 2.900 sekian. Dan data ini terus kita update.” kata Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Mendikdasmen) Abdul Mu’ti usai rapat kerja dengan Komisi X DPR di Kompleks Parlemen, Senayan, Senin, 8 Desember 2025.
Data itu mencakup kondisi bangunan sekolah, guru, dan siswa yang terdampak, termasuk korban meninggal, luka, serta rumah yang rusak, dengan pemetaan dilakukan bersama dinas pendidikan dan pemerintah daerah setempat.
Kemendikdasmen menyiapkan berbagai solusi darurat seperti sistem masuk bergilir, pemanfaatan bangunan lain, hingga tenda sekolah sementara.
“Ada yang memang kami bangunkan tenda. Sementara tenda darurat itu kami sementara baru membangun 25 di Sumatera Barat,” jelasnya.
Selain itu, sekolah yang rusak berat akan direlokasi ke lokasi yang lebih aman, sementara yang rusak ringan hingga sedang direncanakan direvitalisasi pada 2026.
Di tengah masa ujian akhir semester, sebagian siswa tetap mengikuti pembelajaran secara daring atau belajar di rumah, masjid, maupun tempat penampungan sementara dengan didatangi guru.
Kemendikdasmen juga mengerahkan dukungan pemulihan psikologis untuk anak-anak terdampak.
Pendampingan ini diperkuat oleh kolaborasi lintas kementerian dan organisasi sosial untuk membantu pemulihan pendidikan di wilayah terdampak bencana.

