Dalam pernyataannya, Bessent mengatakan langkah tersebut dilakukan bukan karena bisnisnya merugi, tetapi untuk memenuhi aturan etika pemerintah yang melarang pejabat punya aset yang bisa menimbulkan konflik kepentingan.
“Saya terlibat di industri pertanian. Saya mengelola perkebunan kedelai,” ujarnya, aat diwawancarai CBS dalam program Face the Nation, dikutip dari Reuters, Senin 8 Desember 2025.
Ia menegaskan bahwa lahan itu baru saja ia jual minggu ini sebagai bagian dari kewajiban etika. “Jadi saya sudah keluar dari bisnis itu,” ujarnya.
Bessent sebelumnya dikenal memiliki bisnis besar di sektor pertanian. Menurut The New York Times, ia menguasai lahan kedelai dan jagung di North Dakota senilai hingga 25 juta Dolar AS (sekitar Rp400 miliar) yang setiap tahun bisa memberinya pemasukan sewa hampir 1 juta Dolar AS.
Masalah muncul ketika ia bergabung dengan pemerintahan Donald Trump, dan sebagai menteri Bessent wajib menandatangani perjanjian etika pada Januari lalu. Dalam perjanjian itu, ia berjanji untuk melepas aset-aset yang bisa memicu benturan kepentingan, termasuk bisnis pertaniannya.
Namun pada Agustus, Kantor Etika Pemerintah AS mengirim surat ke Komite Keuangan Senat, menyebut Bessent belum sepenuhnya memenuhi kewajiban tersebut.
Selain lahan pertanian, Bessent juga wajib menjual kepemilikan di hedge fund-nya, Key Square Group, dan berbagai aset lain. Menurut pernyataan bulan Agustus, ia telah menyelesaikan 96 persen divestasi dan berencana menuntaskan sisanya sebelum akhir tahun.

