Pada November 2025, total unit motor yang terjual mencapai 523.591 unit, naik 2,1 persen dibandingkan tahun sebelumnya.
Angka ini memperkuat posisi industri, mengingat selama tahun 2024 total penjualan mencapai 6,3 juta unit, sukses berada dalam target yang dipatok Asosiasi Industri Sepeda Motor Indonesia (AISI) (6,2 juta – 6,5 juta unit).
Meskipun penjualan tetap tumbuh, ada sinyal yang perlu dicermati yaitu laju kenaikan mulai melambat.
Pertumbuhan 2,1 persen pada November lebih rendah dibandingkan lonjakan 8,4 persen yang tercatat pada Oktober. Perlambatan ini terjadi meskipun Bank Indonesia (BI) telah berulang kali memangkas suku bunga acuan hingga 150 basis poin sejak September 2024.
Penurunan suku bunga seharusnya memudahkan masyarakat untuk mengambil kredit (termasuk kredit motor). Perlambatan laju pertumbuhan penjualan mengindikasikan bahwa daya beli masyarakat mungkin belum sepenuhnya terakselerasi, atau faktor lain menahan momentum booming penjualan.
Melihat pencapaian tahun lalu yang solid, Asosiasi Industri Sepeda Motor Indonesia (AISI) tetap optimis menyambut tahun baru. Untuk 2025, target penjualan motor domestik dipatok lebih tinggi, yakni di kisaran 6,4 juta hingga 6,7 juta unit.
Industri motor kini dihadapkan pada tantangan, akankah pelonggaran moneter (suku bunga turun) mampu memacu pertumbuhan kembali ke laju kencang, atau apakah perlambatan ini menjadi sinyal adanya tekanan daya beli yang lebih besar.
Skutik atau Motor Matik Pimpin Angka Penjualan
Para pemain kunci dalam lonjakan penjualan motor di November ini adalah motor matik yang sudah akrab kita lihat. Dalam laporan industri terbaru, nyaris seluruh penjualan, mencapai 93,75 persen dari total unit, berasal dari segmen motor matik atau skutik. Ini artinya, dari setiap 10 motor yang terjual, hampir 9 di antaranya adalah motor tanpa gigi transmisi.

