“DTSEN mencakup data-data penyandang disabilitas secara rinci. Menurut Pak Presiden, kalau data valid dan sesuai kenyataan, maka program yang dirancang akan tepat sasaran dan berdampak,” ujar Menteri Sosial Saifullah Yusuf dalam peringatan Hari Disabilitas Internasional (HDI) 2025 yang diselenggarakan Gerindra di Hotel Bidakara, Jakarta, Senin, 8 Desember 2025.
Ia menyebut Indonesia tidak pernah memiliki data tunggal penyandang disabilitas sebelum ada DTSEN. Data ini menampilkan potret penyandang disabilitas seluruh Indonesia dengan tingkat kehidupan dan ukuran yang sudah ditentukan.
“Kita beri kartu penyandang disabilitas. Dengan kartu itu diharapkan nanti akan ada layanan-layanan yang bisa diberikan pemerintah baik dalam bentuk perlindungan dan jaminan sosial, rehabilitasi, dan pemberdayaan,” katanya.
Data tersebut juga menampilkan kategori penyandang disabilitas, mulai dari disabilitas fisik, mental, intelektual, dan sensori lainnya. Data ini juga berisi informasi by name dan by address.
Oleh karenanya, sosok yang akrab disapa Gus Ipul ini mengajak seluruh organisasi penyandang disabilitas untuk proaktif memverifikasi DTSEN. Jika ada yang keliru, maka data ini bisa dikoreksi.
“Nanti ada kartunya, di samping NIK, ada nomor registrasi penyandang disabilitasnya. Tahun ini sudah 1 juta lebih, target kami tahun depan lebih besar lagi. Sehingga para penyandang disabilitas punya identitas yang cukup jelas,” pungkasnya.

