Jumlah ini diiringi dengan bertambahnya warga yang mengungsi karena dampak banjir bandang.
“Dengan bertambahnya jumlah pengungsi tentu akan berpengaruh terhadap pendirian-pendirian dapur lapangan, pelibatan personel, begitu juga akan berpengaruh terhadap pelibatan tenaga kesehatan,” ujar Wakil Kepala Pusat Penerangan (Wakapuspen) TNI Brigjen Osmar Silalahi didampingi Kadispenal Laksma TNI Tunggul, Kadispenau Marsma TNI I Nyoman Suadnyana dan Sesdispenad Kolonel Inf Heri Bambang Wahyudi di Lanud Halim Perdanakusuma, Jakarta Timur.
Berangkat dari sini, langkah cepat juga dilakukan dengan mengirimkan dukungan tenaga medis dari pusat.
“Kami juga sudah memberangkatkan tim dari pusat, dalam hal ini dari Puskes, sebanyak 30 orang yang terbagi dalam tiga tim untuk memperkuat tenaga-tenaga kesehatan yang ada di daerah,” jelasnya.
Di sisi lain, penguatan alutsista terus dilakukan secara bertahap dengan melihat situasi dan kondisi di lapangan.
Hingga saat ini, TNI telah mengerahkan 20 pesawat angkut, bertambah dua unit dari hari sebelumnya.
TNI AU juga menambah satu helikopter Caracal sehingga total menjadi 7 unit Caracal telah diikutsertakan. Sedangkan dari unsur laut, kekuatan diperkuat dengan bergabungnya Kapal ADRI LIII yang mengangkut 5 unit jembatan Bailey untuk didrop ke wilayah Aceh dan Sumatera Utara.
Hingga saat ini TNI telah menyalurkan lebih dari 328 ton logistik melalui jalur udara. Selanjutnya, untuk menjamin kebutuhan dasar para pengungsi, TNI telah menggelar 40 dapur lapangan di seluruh wilayah terdampak, serta mengoperasikan 49 pos kesehatan, membangun 20 jembatan Bailey, dengan rincian 8 unit di Aceh, 8 unit di Sumatera Utara, dan 4 unit di Sumatera Barat.
“Jembatan-jembatan ini diproyeksikan rampung dalam waktu dekat guna memulihkan jalur transportasi masyarakat,” pungkas Osmar.

