Close Menu
IDCORNER.CO.ID

    Subscribe to Updates

    Get the latest creative news from FooBar about art, design and business.

    What's Hot

    Bayern Munich Masih Buka Peluang Perpanjang Kontrak Gnabry dan Goretzka

    December 9, 2025

    IHSG Dibuka Cerah ke Rekor Tertinggi, Rupiah Tertekan

    December 9, 2025

    Leo Rolly Carnando Ungkap Rasa Lega Usai Tim Beregu Putra Indonesia Lolos ke Final SEA Games 2025 : Okezone Sports

    December 9, 2025
    Facebook X (Twitter) Instagram
    IDCORNER.CO.IDIDCORNER.CO.ID
    • Homepage
    • Berita Nasional
    • Berita Teknologi
    • Berita Hoaks
    • Berita Dunia
    • Berita Olahraga
    • Program Presiden
    • Berita Pramuka
    IDCORNER.CO.ID
    Home»Berita Nasional»Ekonomi 2026, Prabowo Tak Bisa Lagi Berlindung di Balik Jokowi

    Ekonomi 2026, Prabowo Tak Bisa Lagi Berlindung di Balik Jokowi

    PewartaIDBy PewartaIDDecember 9, 2025No Comments3 Mins Read
    Facebook Twitter Pinterest LinkedIn Tumblr Reddit Telegram Email
    Share
    Facebook Twitter LinkedIn Pinterest Email




    Hal itu ditegaskan Ekonom Universitas Paramadina, Wijayanto Samirin, dalam diskusi publik “Outlook Politik Ekonomi” di Universitas Paramadina, Jakarta, Senin 8 Desember 2025.


    “Tahun 2026 teramat penting bagi semuanya. Menjadi penting karena Prabowo tidak lagi bisa menarasikan bahwa dia mewarisi kebijakan-kebijakan Jokowi karena sudah satu tahun semua di bawah control Prabowo,” kata Wijayanto.

    Menurut dia, arti penting 2026 juga terletak pada Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) yang benar-benar disusun berdasarkan visi, program, dan arahan presiden. Dengan demikian, persoalan kekurangan anggaran tidak lagi bisa menjadi alasan.



    “Jadi masalah anggaran, potensi penerimaan dan alokasi telah disusun dan dijalankan. Tidak ada alasan lagi bahwa program-program tidak mendapatkan pendanaan yang memadai,” ujarnya lagi

    Tahun depan, kata Wijayanto, publik akan mulai menguliti hasil kerja pemerintahan Prabowo secara lebih keras. Beda dengan saat ini dimana publik masih memaklumi karena situasi transisi.

    “Pada 2025 publik masih memahami karena situasi mendesak, waktu mepet, fiskal tidak mendukung. Tapi pada 2026  publik akan menuntut lebih dari program-program unggulan tersebut,” urai dia.

    Tak kalah penting, pertumbuhan ekonomi 2026 akan menjadi tolok ukur utama untuk membuktikan ambisi pertumbuhan 8 persen yang selama ini digaungkan Prabowo. Jika tercapai maka pemerintahan akan dianggap sangat kredibel oleh masyarakat.

    “Tetapi jika angkanya tidak sesuai diharapkan, kredibiltas akan berkurang karena banyak janji yang ternyata tidak sesuai dengan apa yang disampaikan,” tambahnya. 

    Dari sisi global, pertumbuhan ekonomi dunia memang diprediksi sedikit membaik dari 3 persen pada 2025 menjadi 3,1 persen pada 2026. Namun, kondisi itu belum tentu menguntungkan Indonesia.

    “Masalahnya, partner dagang Indonesia mayoritas mengalami pertumbuhan yang justru melambat pada 2025 ini. China, Filipina, Malaysia, India, Jepang, semua melambat. Amerika Serikat stagnan. Korea Selatan naik tapi transaksi ekonomi dengan Indonesia tidak begitu signifikan,” urainya.  

    Ia menambahkan prediksi bahwa ekspor akan menjadi motor utama pertumbuhan ekonomi perlu dikaji ulang sebab struktur ekspor Indonesia masih sangat bergantung pada komoditas.

    “Terlebih 60 persen tren ekspor kita adalah komoditas dan enam komoditas utama mewakili 42 persen ekspor total. Dari enam komoditas utama tiga diantaranya cenderung turun. Batubara, CPO, nikel. Sedangkan tembaga, LNG, timah masih naik,” jelasnya.

    Dari sisi domestik, Wijayanto menyoroti perubahan struktural neraca pembayaran Indonesia pasca-pandemi Covid-19, terlihat dari transaksi berjalan dan transaksi finansial. Transaksi berjalan menunjukkan impor yang kian tinggi, sementara beban utang dan cicilan bunga melonjak tajam.

    “Untungnya angka ekspor naik, jadi masih bisa menahan tekanan,” jelasnya lagi.

    Namun, di sisi transaksi finansial justru terlihat stagnasi. Aliran modal asing, baik dalam bentuk investasi langsung (FDI) maupun investasi portofolio, melambat padahal dana ini penting untuk menopang pembiayaan ekonomi.

    “Meski inflow melambat cadangan devisa tetap meningkat. Ini fenomena yang perlu dicermati serius,” tutup Wijayanto. 





    Source link

    Share. Facebook Twitter Pinterest LinkedIn Tumblr Email
    PewartaID

    Related Posts

    IHSG Dibuka Cerah ke Rekor Tertinggi, Rupiah Tertekan

    December 9, 2025

    Penampilan Angklung Warnai Penyambutan Presiden Prabowo di Pakistan

    December 9, 2025

    Kebijakan Bermasalah dan Bencana Alam Imbas Perilaku Koruptif

    December 9, 2025

    Leave A Reply Cancel Reply

    Demo
    Don't Miss

    Bayern Munich Masih Buka Peluang Perpanjang Kontrak Gnabry dan Goretzka

    Berita Olahraga December 9, 2025

    Ligaolahraga.com -Berita Liga Jerman: Anggota dewan olahraga Bayern Munich, Max Eberl, mengungkapkan bahwa Die Bavarian…

    IHSG Dibuka Cerah ke Rekor Tertinggi, Rupiah Tertekan

    December 9, 2025

    Leo Rolly Carnando Ungkap Rasa Lega Usai Tim Beregu Putra Indonesia Lolos ke Final SEA Games 2025 : Okezone Sports

    December 9, 2025

    Carlos Alcaraz Telan Kekalahan Di Laga Eksibisi Ini

    December 9, 2025
    Stay In Touch
    • Facebook
    • Twitter
    • Pinterest
    • Instagram
    • YouTube
    • Vimeo
    Our Picks

    Bayern Munich Masih Buka Peluang Perpanjang Kontrak Gnabry dan Goretzka

    December 9, 2025

    IHSG Dibuka Cerah ke Rekor Tertinggi, Rupiah Tertekan

    December 9, 2025

    Leo Rolly Carnando Ungkap Rasa Lega Usai Tim Beregu Putra Indonesia Lolos ke Final SEA Games 2025 : Okezone Sports

    December 9, 2025

    Carlos Alcaraz Telan Kekalahan Di Laga Eksibisi Ini

    December 9, 2025

    Subscribe to Updates

    Get the latest creative news from SmartMag about art & design.

    Demo
    © 2025 ID Corner News

    Type above and press Enter to search. Press Esc to cancel.