Close Menu
IDCORNER.CO.ID

    Subscribe to Updates

    Get the latest creative news from FooBar about art, design and business.

    What's Hot

    Pemprov DKI Tanggung Biaya Pengobatan Korban Kecelakaan Mobil SPPG

    December 11, 2025

    Bupati Lampung Tengah Pakai Uang Korupsi untuk Bayar Utang Kampanye

    December 11, 2025

    Jeff Withey Kembali Dipanggil Perkuat Pelita Jaya

    December 11, 2025
    Facebook X (Twitter) Instagram
    IDCORNER.CO.IDIDCORNER.CO.ID
    • Homepage
    • Berita Nasional
    • Berita Teknologi
    • Berita Hoaks
    • Berita Dunia
    • Berita Olahraga
    • Program Presiden
    • Berita Pramuka
    IDCORNER.CO.ID
    Home»Berita Nasional»Negara Harus Serius Jadikan Pesantren Pilar Ekonomi Umat

    Negara Harus Serius Jadikan Pesantren Pilar Ekonomi Umat

    PewartaIDBy PewartaIDDecember 9, 2025No Comments3 Mins Read
    Facebook Twitter Pinterest LinkedIn Tumblr Reddit Telegram Email
    Share
    Facebook Twitter LinkedIn Pinterest Email




    Sikap ini ditegaskan ekonom Unusia, Dr. Muhammad Aras Prabowo dalam Halaqah Kebangsaan bertema “Sinergi Negara, Pesantren, UMKM dan Koperasi: Pilar Ekonomi Umat di Era Digital” yang diselenggarakan di Pondok Pesantren Gondrong Nurul Iman Al Barkah, Tangerang.


    Aras menilai ekonomi pesantren tidak bisa lagi dipahami sebatas kantin, koperasi kecil, atau warung santri. 

    Ekonomi pesantren harus dilihat sebagai ekosistem utuh yang menghubungkan unit usaha internal pesantren, UMKM santri dan alumni, lembaga keuangan mikro syariah (BMT, BWM, koperasi syariah), serta instrumen sosial-keagamaan seperti zakat, infak, sedekah, dan wakaf (ZISWAF).



    “Kalau negara serius menjadikan pesantren pilar ekonomi umat, maka kita wajib menggeser paradigma dari ‘usaha kecil di halaman pesantren’ menuju ekosistem digital berbasis syariah yang terhubung dengan rantai nilai halal nasional,” ujar Aras dalam keterangan yang diterima redaksi di Jakarta, Selasa, 9 Desember 2025. 

    Menurutnya, selama ini banyak program negara yang datang ke pesantren bersifat seremonial: pelatihan singkat, bantuan alat, atau modal kecil yang tidak terintegrasi ke dalam desain besar kemandirian pesantren.

    Aras menyoroti sedikitnya tiga masalah struktural yang perlu dijawab secara kritis. Pertama, fragmentasi kebijakan: program OPOP, BWM, koperasi, dan UMKM sering berjalan sendiri-sendiri tanpa desain ekosistem yang jelas. 

    Kedua, literasi manajerial dan digital pengelola pesantren masih rendah, sehingga sulit memenuhi standar akuntabilitas, pelaporan, dan akses pembiayaan formal. Ketiga, minimnya data dan pemetaan ekonomi pesantren membuat kebijakan pemerintah cenderung spekulatif dan tidak tepat sasaran.

    Karena itu, ia mendorong pendekatan baru yang lebih strategis. 

    “Negara harus berhenti memposisikan pesantren sebagai ‘objek bantuan’. Pesantren adalah mitra setara yang punya modal sosial, jaringan, dan legitimasi keagamaan. Tugas negara adalah memastikan ada kebijakan fiskal, regulasi, dan infrastruktur digital yang benar-benar memihak pada ekosistem pesantren,” ujarnya. 

    Di sisi lain, lanjut dia, pesantren juga wajib berbenah dengan memperkuat tata kelola koperasi, mengintegrasikan kurikulum kewirausahaan dan literasi keuangan, serta membuka diri pada kolaborasi dengan kampus dan pelaku industri halal.

    Unusia sendiri menyiapkan beberapa langkah konkret: pengembangan riset dan policy brief tentang ekonomi pesantren; desain model bisnis koperasi dan UMKM pesantren yang adaptif terhadap ekonomi digital; serta program pendampingan akuntansi, manajemen, dan pemasaran digital bagi santri dan pengelola unit usaha. 

    “Target kami sederhana tapi tegas: dalam beberapa tahun ke depan, pesantren tidak lagi sekadar penerima bantuan, tetapi menjadi aktor utama dalam ekonomi halal, keuangan mikro syariah, dan inovasi sosial berbasis ZISWAF,” jelasnya.

    Di tengah ketimpangan dan tekanan ekonomi global, UNUSIA memandang penguatan ekonomi pesantren bukan agenda pinggiran, melainkan strategi inti untuk memastikan kedaulatan ekonomi umat. 

    Pesantren yang mandiri, terkoneksi digital, dan dikelola profesional diyakini akan menjadi garda depan ekonomi Indonesia yang lebih adil, inklusif, dan berkeadilan sosial.





    Source link

    Share. Facebook Twitter Pinterest LinkedIn Tumblr Email
    PewartaID

    Related Posts

    Pemprov DKI Tanggung Biaya Pengobatan Korban Kecelakaan Mobil SPPG

    December 11, 2025

    Malaysia Salurkan Bantuan Uang untuk Mahasiswa Indonesia Terdampak Bencana

    December 11, 2025

    Tak Tahu Malu, Bupati Lampung Tengah Malah Goda Jurnalis di KPK

    December 11, 2025

    Leave A Reply Cancel Reply

    Demo
    Don't Miss

    Pemprov DKI Tanggung Biaya Pengobatan Korban Kecelakaan Mobil SPPG

    Berita Nasional December 11, 2025

    Jakarta, CNN Indonesia — Pemerintah Provinsi DKI Jakarta memastikan akan menanggung semua biaya pengobatan korban kecelakaan mobil Satuan Pelayanan Pemenuhan…

    Bupati Lampung Tengah Pakai Uang Korupsi untuk Bayar Utang Kampanye

    December 11, 2025

    Jeff Withey Kembali Dipanggil Perkuat Pelita Jaya

    December 11, 2025

    Malaysia Salurkan Bantuan Uang untuk Mahasiswa Indonesia Terdampak Bencana

    December 11, 2025
    Stay In Touch
    • Facebook
    • Twitter
    • Pinterest
    • Instagram
    • YouTube
    • Vimeo
    Our Picks

    Pemprov DKI Tanggung Biaya Pengobatan Korban Kecelakaan Mobil SPPG

    December 11, 2025

    Bupati Lampung Tengah Pakai Uang Korupsi untuk Bayar Utang Kampanye

    December 11, 2025

    Jeff Withey Kembali Dipanggil Perkuat Pelita Jaya

    December 11, 2025

    Malaysia Salurkan Bantuan Uang untuk Mahasiswa Indonesia Terdampak Bencana

    December 11, 2025

    Subscribe to Updates

    Get the latest creative news from SmartMag about art & design.

    Demo
    © 2025 ID Corner News

    Type above and press Enter to search. Press Esc to cancel.