Agaknya Mualem sudah tak peduli lagi tentang status bencana, apakah Daerah atau Nasional. Beliau berharap hanya kepada Allah. Ini pemimpin hatinya lembut dan gampang sekali tersentuh. Ketulusannya terlihat jelas.
Mungkin ada kegeramannya kepada Pemerintah Pusat, tapi tak hanya itu. Ia geram juga dengan pemimpin di Aceh sendiri, yang lari dari tanggung jawab. Lari di saat rakyat yang dulu memilihnya, mengalami penderitaan.
Ternyata, tak hanya Bupati Aceh Selatan, Mirwan MS, yang enteng saja berangkat umrah di saat bencana. Tapi juga ada bupati di Aceh yang masih tega berkaroke di Medan. Ini juga yang membuat Mualem menangis.
Jadi, masalahnya kompleks. Atas-bawah. Satu sisi ini cobaan Allah, di sisi lain ini juga ulah tangan manusia. Dan sisi lainnya lagi, banyak yang tak sadar dengan apa yang sedang terjadi. Air mata Mualem tumpah di situ.
Karena Daerah Istimewa, Aceh dengan inisiatif sendiri bisa meminta bantuan ke negara sahabat dan itu sudah dilakukan Mualem. Dari Malaysia, China, dan lainnya, katanya sudah datang. Rabu ini juga akan datang lagi.
Sebelum diwawancarai Najwa Shihab, Mualem baru saja bertemu dengan Presiden Prabowo Subianto. Semua sudah disampaikan ke Presiden, kata Mualem. Dan Presiden akan serius menindaklanjuti apa yang dibutuhkannya.
Sebagai mantan Panglima GAM, tangisan Mualem juga bisa berarti memang tak mudah mengurus manusia ini. Tidak saja dari pihak luar yang bisa disalahkan, tapi dari pihak sendiri pun, di depan mata, juga bisa disalahkan.
Mungkin karena itu Mualem mengatakan jika berharap kepada manusia kita akan kecewa. Hanya berharap ke Allah saja hati kita tak kecewa. Sebab, semua ini takdir Allah. Tugas kita hanya berusaha, hasil terserah Allah.
Air mata Mualem adalah air mata kita rakyat Indonesia.
Erizal
Direktur ABC Riset & Consulting

