Close Menu
IDCORNER.CO.ID

    Subscribe to Updates

    Get the latest creative news from FooBar about art, design and business.

    What's Hot

    Lakukan Pelanggaran Keras, M’Bala Nzola Disanksi 3 Pertandingan

    December 11, 2025

    Penonton Antusias Ikut Quiz Bareng AQUA di Music Zone! : Okezone Celebrity

    December 11, 2025

    Niko Kovac Kecewa Dortmund Gagal Amankan Kemenangan atas Bodo/Glimt

    December 11, 2025
    Facebook X (Twitter) Instagram
    IDCORNER.CO.IDIDCORNER.CO.ID
    • Homepage
    • Berita Nasional
    • Berita Teknologi
    • Berita Hoaks
    • Berita Dunia
    • Berita Olahraga
    • Program Presiden
    • Berita Pramuka
    IDCORNER.CO.ID
    Home»Berita Nasional»Bencana dan Rapuhnya Peradaban

    Bencana dan Rapuhnya Peradaban

    PewartaIDBy PewartaIDDecember 11, 2025No Comments4 Mins Read
    Facebook Twitter Pinterest LinkedIn Tumblr Reddit Telegram Email
    Share
    Facebook Twitter LinkedIn Pinterest Email




    Al-Qur’an sendiri menjelaskan dua lapisan hukum. Pertama, hukum kausalitas. Allah menjadikan dunia ini bekerja dengan hukum alam. Contoh, jika hutan digunduli, maka banjir dan longsor terjadi. Jika garis patahan aktif bergerak maka gempa dan tsunami terjadi. Jika manusia merusak lingkungan maka ekosistem runtuh. Ini disebut sunnatullah kauniyyah (hukum alam).


    Al-Qur’an menegaskan “Telah tampak kerusakan di darat dan di laut akibat perbuatan tangan manusia…” (QS. Ar-Rum: 41).

    Makna ayat tersebut, kerusakan alam akibat ulah manusia adalah realitas yang pasti terjadi, bukan “murni azab”, melainkan akibat logis dari pelanggaran manusia terhadap keseimbangan bumi.



    Kemudian yang kedua: hukum moral (sunnatullah tasyri’iyyah). Al-Qur’an juga menjelaskan bahwa moralitas suatu bangsa, terutama pemimpinnya, mempengaruhi nasib kolektif masyarakat.

    Contohnya: ketika kezaliman merajalela, maka hukum dibengkokkan, suap dianggap biasa, kebohongan menjadi budaya kekuasaan, rakyat ditindas, syirik dan penyimpangan moral merata. Dengan demikian maka suatu bangsa rentan dihancurkan oleh bencana, konflik, atau keruntuhan internal.

    “Dan jika Allah menghendaki kebinasaan suatu negeri, maka diperintahkan kepada orang-orang yang hidup mewah di negeri itu (agar mereka durhaka), lalu mereka benar-benar berbuat durhaka…” (QS. Al-Isra: 16).

    Ini bukan semata “azab”, tetapi konsekuensi sosial-politik dan spiritual dari peradaban yang menyimpang.

    Pelajaran dari Sejarah Manusia

    Sejarah menunjukkan pola yang sama, lintas agama dan lintas budaya. Nabi Nuh, kaumnya hancur bukan hanya karena banjir, tetapi karena kesombongan kolektif, kezaliman, kerusakan moral, menolak nasihat, meremehkan kebenaran.

    Kemudian kaum Nabi Luth musnah bukan semata karena homo­seksual, tapi karena kezaliman pada tamu, kekerasan sosial, moralitas masyarakat yang runtuh sistemik, pemimpin yang membiarkan kejahatan.

    Berikutnya ada Kerajaan Babilonia, Mesir, Makkah Jahiliyah. Peradaban itu runtuh karena kemewahan, keserakahan, dan pengkhianatan pemimpin.

    Dalam bangsa-bangsa besar modern, bencana besar banyak terjadi ketika lingkungan rusak, kesenjangan menggila, dan integritas negara melemah. Jepang hancur tahun 2011 oleh gempa-tsunami karena zona seismik megathrust. Filipina, Pakistan, India – banjir ekstrem akibat perubahan iklim. Turki gempa besar akibat struktur bangunan korup.

    Polanya universal: kezaliman tambah kerusakan alam = bencana besar. Di Indonesia, apakah bencana beruntun saat ini sekadar fenomena alam? Secara ilmiah Indonesia memang berada pada cincin api (ring of fire), pertemuan 3 lempeng besar, jalur megathrust aktif (Sunda, Maluku, Sulawesi), wilayah paling basah di dunia.

    Ditambah deforestasi ekstrem. 1,6 juta hektare hutan hilang per tahun (puncaknya), alih fungsi DAS, tata ruang hancur, sungai disempitkan, kota dibangun tanpa studi geo-hazard. Secara ilmiah, bencana pasti meningkat.

    Secara spiritual dan moral bangsa Indonesia juga sedang menghadapi sistem yang menyelewengkan kekuasaan, hukum tajam ke bawah tumpul ke atas, korupsi struktural, kehancuran amanah, maraknya fitnah, kebohongan, manipulasi, perjudian online yang legal secara diam-diam merajalela, budaya hedonisme, syirik, perzinahan, dan penyimpangan moral dipromosikan.

    Ini membuat masyarakat secara moral dan sosial rapuh, sama seperti bangsa-bangsa yang pernah dihancurkan dalam sejarah. Apakah ini azab atau peringatan? Dalam tafsir klasik, azab adalah pemusnahan total. Bala adalah bencana untuk menguji kesabaran orang baik dan mengingatkan orang zalim. Peringatan adalah teguran awal sebelum kehancuran.

    Yang terjadi di Indonesia saat ini lebih mirip peringatan dan bala, karena negara belum musnah, masih ada orang baik dan peluang tobat nasional masih terbuka. Tetapi jika kezaliman terus dibiarkan, kerusakan alam terus berlanjut, pemimpin tak berubah, syirik dan kejahatan sosial semakin dilegalkan, maka bencana akan meningkat secara intensitas dan frekuensi, hingga menuju megathrust besar. Ini bukan hanya prediksi ilmiah, tetapi pola sejarah peradaban.

    Mengapa bencana terasa “susul menyusul”? Karena tiga faktor menyatu: (1) Kerusakan lingkungan sistemik. 30 tahun deforestasi, sistem hidrologi rusak. Contoh di Aceh, Sumut, Sumbar banjir berulang. (2) Perubahan iklim global. Atmosfer memanas, curah hujan ekstrem, meningkat 2-4 kali lipat. (3) Keruntuhan moral dan tata kelola negara. Tata ruang dilanggar, tambang liar dilegalkan, hutan dijual ke oligarki, penegakan hukum diperdagangkan, sumpah jabatan dilanggar.

    Bangsa yang pemimpinnya zalim, rakyatnya menderita. Dalam banyak ayat dan sejarah telah terbukti. Kesimpulan yang paling jujur dan seterang-terangnya bahwa bencana di Indonesia saat ini, kombinasinya adalah fenomena alam yang memang rawan (geologi) dan akibat dari kerusakan lingkungan oleh manusia (ekologi). Selanjutnya suatu peringatan moral dan sosial dari Allah (spiritual). Ini menjadi konsekuensi kezaliman pemimpin dan keruntuhan akhlak masyarakat (sosiologis-historis).

    Jika manusia dan pemimpin terus curang, berbohong, zalim, merusak alam, menyekutukan Allah, menormalisasi kemaksiatan,maka bencana tidak akan berhenti. Bahkan akan lebih dahsyat, lebih sering, lebih mematikan, termasuk potensi megathrust yang sudah lama ditunggu secara ilmiah.

    Penutup

    Setiap bangsa yang selamat dari kehancuran besar memiliki resep yang sama: memperbaiki pemimpinnya dengan amanah, menghentikan kerusakan alam, menegakkan keadilan, mengembalikan moral dan tauhid masyarakat serta menjalankan pemerintahan sesuai amanah konstitusi. “Allah tidak akan mengubah nasib suatu kaum sampai mereka mengubah apa yang ada dalam diri mereka sendiri”. (QS. Ar-Ra’d: 11).

    Laksma TNI (Purn) Jaya Darmawan, M.Tr.Opsla. 
    Pemerhati masalah kebangsaan





    Source link

    Share. Facebook Twitter Pinterest LinkedIn Tumblr Email
    PewartaID

    Related Posts

    Dukcapil Gerak Cepat Pulihkan Dokumen Warga Terdampak Bencana Sumatra

    December 11, 2025

    Menko AHY Pastikan Percepatan Pemulihan Fasilitas di Aceh Tamiang

    December 11, 2025

    NasDem Sentil Lasarus PDIP Protes Wali Kota Sibolga soal Banjir

    December 11, 2025

    Leave A Reply Cancel Reply

    Demo
    Don't Miss

    Lakukan Pelanggaran Keras, M’Bala Nzola Disanksi 3 Pertandingan

    Berita Olahraga December 11, 2025

    Ligaolahraga.com -Berita Liga Italia: Komisi disiplin FIGC jatuhkan hukuman larangan bermain 3 pertandingan untuk striker…

    Penonton Antusias Ikut Quiz Bareng AQUA di Music Zone! : Okezone Celebrity

    December 11, 2025

    Niko Kovac Kecewa Dortmund Gagal Amankan Kemenangan atas Bodo/Glimt

    December 11, 2025

    Peristiwa 12 Desember: Hari Transmigrasi hingga Tsunami Dahsyat Flores 1992 : Okezone News

    December 11, 2025
    Stay In Touch
    • Facebook
    • Twitter
    • Pinterest
    • Instagram
    • YouTube
    • Vimeo
    Our Picks

    Lakukan Pelanggaran Keras, M’Bala Nzola Disanksi 3 Pertandingan

    December 11, 2025

    Penonton Antusias Ikut Quiz Bareng AQUA di Music Zone! : Okezone Celebrity

    December 11, 2025

    Niko Kovac Kecewa Dortmund Gagal Amankan Kemenangan atas Bodo/Glimt

    December 11, 2025

    Peristiwa 12 Desember: Hari Transmigrasi hingga Tsunami Dahsyat Flores 1992 : Okezone News

    December 11, 2025

    Subscribe to Updates

    Get the latest creative news from SmartMag about art & design.

    Demo
    © 2025 ID Corner News

    Type above and press Enter to search. Press Esc to cancel.