
Surabaya, CNN Indonesia —
Gedung Baru Pondok Pesantren Al Khoziny di Buduran, Sidoarjo, mulai dibangun lewat prosesi ground breaking yang dilakukan oleh Menteri Koordinator Pemberdayaan Masyarakat (Menko PM) Muhaimin Iskandar sekaligus Ketua Satuan Tugas (Satgas) Nasional Penataan Pembangunan Pesantren.
Bangunan baru Al Khoziny itu dibangun di atas lahan seluas 4.100 meter persegi di Jalan Siwalan Panji II Buduran, Sidoarjo. Letaknya tak jauh dari komplek pesantren dan gedung lama.
“Alhamdulillah hari ini saya dan seluruh lintas kementerian di dalam satuan tugas rekonstruksi pesantren ada, PU, Kementerian Agama sama, ATR BPN, pemerintah daerah, ada bupati memulai ground breaking Pesantren Al-Khoziny,” kata Cak Imin, Kamis (11/12).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Rencananya bangunan baru pesantren ini terdiri dari gedung 5 lantai asrama dan tempat pendidikan. Ada juga bangunan masjid 4 lantai. Seluruh biaya proyek ini, kata Cak Imin akan sepenuhnya ditanggung oleh APBN dengan nilai pagu sebesar Rp125.314.778.000.
“Iya, [menggunakan] APBN semua. Ada di situ tadi Rp125 miliar,” ucapnya.
Pembangunan diperkirakan akan rampung pada bulan Juni 2026 dengan melibatkan pekerja dari kontraktor melalui penunjukan Kementerian Pekerjaan Umum (PU). Seluruh kebutuhan dokumen persyaratan termasuk Persetujuan Bangunan Gedung (PBG) juga telah dipenuhi.
Cak Imin menyebut ground breaking ini bukan sekadar seremoni biasa. Ia ingin ini jadi momentum pengingat pemerintah dan pengasuh lembaga-lembaga pendidikan, terkhusus para pengasuh pondok pesantren di seluruh Indonesia, untuk bersama-sama mengevaluasi dan membuat pesantren menjadi semakin baik, demi keamanan dan keselamatan santri.
“Ini menjadi momentum kita untuk muhasabah, evaluasi, kegotongroyongan dan kebersamaan dalam upaya mewujudkan sistem pendidikan yang utuh, menyeluruh, termasuk menyiapkan sarana dan prasarana yang memadai buat para santri-santri kita,” ucapnya.
Ia juga menyampaikan keprihatinan perhatian Presiden Prabowo Subianto terhadap peristiwa ambruknya gedung pesantren Al Khoziny yang terjadi September 2025 lalu, hingga mengakibatkan 63 santri tewas tertimpa reruntuhan.
“Ketika musibah terjadi, Pak Presiden Prabowo memerintahkan kepada saya segera lakukan langkah-langkah cepat dan efektif buat mengantisipasi pesantren-pesantren kita, buat upaya agar seluruh kesalahan dan kekurangan masa lalu tidak terulang. Termasuk khususnya Al-Khoziny yang begitu menjadi perhatian,” katanya.
“Bapak Presiden sendiri pengin hadir ke sini waktu itu dan hingga hari ini. Tapi karena kesibukan dan waktu itu memerintahkan kepada saya untuk secara khusus menemui Al-Mukaram Bapak Kiai Abdus Salam. Pak Prabowo langsung punya komitmen dan keinginan yang tinggi kalau sudah menyangkut pesantren. Karena beliau menyadari penuh sejarah pesantren,” tambahnya.
Ketua Umum PKB ini mengatakan, pihaknya tidak bisa bekerja sendiri. Pemerintah pusat dan daerah harus kolaborasi dengan para pengasuh pesantren untuk bersama-sama menciptakan sistem pendidikan yang berdaya.
“Selain mendapatkan akademik dan ilmu-ilmu agama maupun ilmu-ilmu umum juga harus ditambah skill capacity building untuk menjadi siswa atau santri-santri dengan kesiapan mandiri. Apakah jadi tenaga kerja yang skill-nya terpenuhi atau jadi pengusaha yang memang dirintis dengan baik sejak awal,” ucapnya.
“Kurikulum harus komprehensif dan kita sudah memasukkan cara pandang pemberdayaan di dalam kurikulum pesantren-pesantren kita. Supaya pesantren memasukkan aspek-aspek pembekalan pemberdayaan untuk mandiri ketika lulus dari pesantren atau sekolah,” tambahnya.
Sementara itu pengasuh Pesantren Al Khoziny KH Abdus Salam Mujib mengaku berterima kasih atas perhatian pemerintah. Ia juga mendoakan agar pemerintah mendapatkan pertolongan Allah dalam menghadapi dampak bencana yang sedang terjadi di berbagai belahan Indonesia.
“Mudah-mudahan langkah dari pemerintah dalam hal ini yang dipimpin oleh Menteri Koordinator Pemberdayaan Masyarakat mudah-mudahan diridai oleh Allah dan diberkahi dan selalu pemerintah dibimbing oleh Allah SAW, dan diberi pertolongan untuk selalu bisa mensejahterakan masyarakatnya dan juga bisa mengayomi, ataupun bahkan di sini kami juga merasa sangat-sangat prihatin atas terjadinya musibah-musibah di belahan Indonesia khususnya bagian barat di mana banyak desa yang hilang di daerah Sumatera,” kata Salam.
Ia juga menyebut, peristiwa ambruknya gedung Al Khoziny yang menewaskan 63 santri dan ratusan lain luka-luka, tidak sebanding dengan dampak bencana yang saat ini terjadi di Sumatera.
“Tentunya ini musibah yang terjadi di Al Khoziny ini tidak ada apa-apanya, kalau dibandingkan itu. Tetapi Alhamdulillah pemerintah sangat mencurahkan perhatiannya kepada kami. Maka kami tidak bisa membalas apapun kepada pemerintah. Mudah-mudahan selalu dibimbing oleh Allah Subhanahu Wa Ta’ala, selalu diberikan pertolongan oleh Allah Ta’ala dalam menjalankan roda pemerintahan Republik Indonesia,” pungkasnya.
Diketahui gedung tiga lantai Pondok Pesantren Al Khoziny, Buduran, Sidoarjo ambruk dan menewaskan 63 santri, Senin (29/9) lalu. Penyebab ambruknya gedung itu diduga karena kegagalan konstruksi. Namun hingga kini polisi belum menetapkan seorang pun tersangka dalam tragedi itu.
(frd/gil)
[Gambas:Video CNN]

