Close Menu
IDCORNER.CO.ID

    Subscribe to Updates

    Get the latest creative news from FooBar about art, design and business.

    What's Hot

    Prediksi Sevilla vs Real Oviedo, 14 Desember 2025 La Liga

    December 12, 2025

    Senyum Oma-Opa Rumah Jompo Wisma Sahabat Baru Sambut Hangat MVN-MNC Peduli : Okezone News

    December 12, 2025

    Trevoh Chalobah Desak Chelsea Lebih Berjuang Jelang Lawan Everton

    December 12, 2025
    Facebook X (Twitter) Instagram
    IDCORNER.CO.IDIDCORNER.CO.ID
    • Homepage
    • Berita Nasional
    • Berita Teknologi
    • Berita Hoaks
    • Berita Dunia
    • Berita Olahraga
    • Program Presiden
    • Berita Pramuka
    IDCORNER.CO.ID
    Home»Berita Nasional»Sidang Ijazah, Lanjut

    Sidang Ijazah, Lanjut

    PewartaIDBy PewartaIDDecember 11, 2025No Comments4 Mins Read
    Facebook Twitter Pinterest LinkedIn Tumblr Reddit Telegram Email
    Share
    Facebook Twitter LinkedIn Pinterest Email




    Negara lain sibuk mengurus ekonomi, perang dagang, dan perubahan iklim. Lha, kita? Kita masih berkutat dengan pertanyaan sederhana yang sudah berumur dua periode pemerintahan: “Ijazah itu asli apa tidak?” Seakan-akan republik ini sedang menjalani ujian nasional, dan kertas yang hilang itu menjadi syarat kelulusan seluruh bangsa.


    Mari ke Solo, drama ini memasuki babak baru. Pengadilan Negeri Solo, setelah majelis hakimnya diganti — konon seperti ganti oli agar mesin tak gampang panas — menolak eksepsi pihak Jokowi. Padahal sebelumnya, eksepsi serupa pernah sukses menghentikan sidang yang sama, di gedung yang sama, hanya berbeda pemain cadangan di kursi penuntut.

    Kini, dengan putusan sela yang menegaskan bahwa pengadilan berwenang memeriksa kasus ini, bola akhirnya tidak lagi dipentalkan ke tribun, tetapi disuruh terus bergulir sampai peluit panjang dibunyikan. Artinya, kubu Jokowi kalah, tak bisa lagi menahan pelanjutan sidang. Mereka terpaksa menyiapkan skenario dan trik baru mematahkan argumen pihak lawan.



    Ya, sidang pun harus lanjut. Kuasa hukum Jokowi tepaksa mengangguk manis, “Kami hormati putusan pengadilan.” Dalam bahasa politik, itu semacam salam diplomatis sambil menggenggam rem tangan erat-erat. Sementara pihak penggugat, yang adalah mahasiswa UGM yang merasa jengah dengan sikap kampus, diminta mengunggah bukti.

    Di titik ini, publik menahan napas seperti menonton final Piala Dunia yang masuk babak adu penalti. Semua bertanya-tanya: kalau pada akhirnya kubu Jokowi kalah di salah satu forum — entah di PN Solo, di KIP, atau di pengadilan lain — apa konsekuensinya? Apakah perkara ini bisa menjalar menjadi tuntutan pidana, misalnya pemalsuan dokumen, penyalahgunaan identitas, atau “obstruction of justice”?

    Ataukah semuanya akan berhenti di tengah jalan seperti lampu merah yang bolak-balik padam? Publik belum tentu mengerti rumitnya hukum acara, tapi mereka paham satu hal: kalau pejabat publik bisa tersandung soal ijazah, maka efeknya akan memantul ke mana-mana, dari legitimasi masa lalu sampai stabilitas politik hari esok.

    -000-

    Lalu, mari ke Jakarta, panggungnya lebih ramai. Di satu sisi, Komisi Informasi Pusat (KIP) menggelar sidang yang seharusnya seserius operasi bedah jantung, tetapi entah bagaimana selalu berubah jadi “stand-up comedy” hukum. Masih di Jakarta pula, Jokowi sendiri telah berhasil menggiring Roy Suryo dkk jadi tersangka.

    Bersamaan dengan itu, Kompas TV menayangkan wawancara eksklusif Joko Widodo — tokoh utama drama ini, yang tampil dengan gaya retorika campuran antara guru matematika yang sabar dan ketua RT yang kelelahan menghadapi warga. Di layar televisi, Jokowi mengatakan ia akan membawa semua ijazahnya ke pengadilan: dari SD, SMP, SMA, sampai universitas.

    Lengkap, katanya. Seperti album kenangan masa kecil yang terselip di dalam lemari antik. “Pengadilan itu forum terbaik,” katanya lagi. Tapi, ia membalik logika: siapa menuduh, dialah yang harus membuktikan. Sebuah logika hukum yang benar, namun begitu diucapkan di tengah keresahan publik, terasa seperti mengatakan “jangan panik” di ruang tunggu UGD.

    Janji itu terdengar tegas, tetapi publik yang sudah menunggu bertahun-tahun mungkin bertanya dalam hati: Mengapa baru sekarang? Dan lebih dalam lagi yaitu Mengapa seruwet itu, hanya untuk selembar dokumen yang dulu cukup ditempel di papan pengumuman sekolah? Mengapa Jokowi tak memperlihatkan ijazah aslinya, bukan fotokopinya, ke publik, jika itu memang ada?

    Kembali ke sidang KIP, suasana kian kacau dan “mbulet” — dan kacau di sini artinya terang-benderang bahwa logika para pihak mulai berjalan zig-zag. Pertanyaan ketua majelis sederhana seperti pertanyaan anak SD: “Ijazah Presiden itu informasi terbuka atau tidak?” Pihak KPU menjawab dengan putaran hukum yang njelimet.

    Menurut mereka, ijazah itu “terbuka”, tetapi “tidak boleh disalin”. Hanya “boleh dilihat”. Setara dengan restoran yang menampilkan menu lezat di etalase, tapi pelanggan dilarang makan. Ketua majelis pun akhirnya meralat, tanpa tedeng aling-aling: kalau terbuka, ya salinannya diberikan; kalau tidak, sekalian gelapkan saja tinta printer-nya.

    Sampai di titik ini, seluruh sidang menjadi semacam drama absurd yang mungkin dapat dibukukan dengan judul: “Transparansi dan Syarat-Syaratnya.”

    Melihat rangkaian kejadian ini — Solo yang akhirnya melanjutkan sidang, Jakarta yang punya sekian panggung sekaligus, KIP yang kebingungan antara terbuka dan tidak — kita belajar satu hal: masalah hukum di negeri ini kadang bukan pada undang-undangnya. Pasalnya jelas. Hurufnya tebal. Tapi niat menegakkan kejelasan itu sering disembunyikan di balik kalimat-kalimat sopan yang memberatkan udara.

    Di negara lain, perkara ijazah pejabat publik bisa selesai dalam lima menit. Di sini, ia bisa memakan lima tahun, tiga putaran sidang, dua kali ganti majelis, dan puluhan episode wawancara TV. Republik ini bukan kekurangan hukum. Kita hanya kelebihan kabut.

    Dan pada akhirnya, dari selembar ijazah kita melihat cermin lebih besar bahwa betapa mudahnya negara terjebak dalam pusaran ketidakpastian jika transparansi hanya dijadikan jargon, bukan prinsip.

    Betapa rapuhnya kepercayaan publik ketika yang terang disulap jadi remang-remang. Betapa lucunya kita semua ketika harus berdebat panjang tentang dokumen dasar seorang pejabat tertinggi — dokumen yang seharusnya sudah berdebu di album keluarga.

    Kadang bangsa tidak belajar dari badai besar. Justru dari hal kecil seperti ini. Dari selembar kertas tipis, kita diingatkan bahwa kejujuran itu gratis, tapi ongkos menyembunyikannya bisa sangat mahal — hingga membuat seluruh negeri ikut membayar tagihannya.





    Source link

    Share. Facebook Twitter Pinterest LinkedIn Tumblr Email
    PewartaID

    Related Posts

    Pengeroyok Debt Collector Jalan Nunduk

    December 12, 2025

    Waketum Golkar Khawatir Koalisi Permanen Akan Batasi Kebebasan Parpol

    December 12, 2025

    Mayjen TNI Krido Pramono Bintang Baru di Mulawarman

    December 12, 2025

    Leave A Reply Cancel Reply

    Demo
    Don't Miss

    Prediksi Sevilla vs Real Oviedo, 14 Desember 2025 La Liga

    Berita Olahraga December 12, 2025

    Ligaolahraga.com -Di Estadio Ramon yang megah, Sevilla bersiap untuk mengakhiri paceklik kemenangan mereka di La…

    Senyum Oma-Opa Rumah Jompo Wisma Sahabat Baru Sambut Hangat MVN-MNC Peduli : Okezone News

    December 12, 2025

    Trevoh Chalobah Desak Chelsea Lebih Berjuang Jelang Lawan Everton

    December 12, 2025

    Kisah Dwi Ani Retno Wulan, Atlet Cantik MMA asal Indonesia yang Cetak Sejarah di SEA Games 2025 : Okezone Sports

    December 12, 2025
    Stay In Touch
    • Facebook
    • Twitter
    • Pinterest
    • Instagram
    • YouTube
    • Vimeo
    Our Picks

    Prediksi Sevilla vs Real Oviedo, 14 Desember 2025 La Liga

    December 12, 2025

    Senyum Oma-Opa Rumah Jompo Wisma Sahabat Baru Sambut Hangat MVN-MNC Peduli : Okezone News

    December 12, 2025

    Trevoh Chalobah Desak Chelsea Lebih Berjuang Jelang Lawan Everton

    December 12, 2025

    Kisah Dwi Ani Retno Wulan, Atlet Cantik MMA asal Indonesia yang Cetak Sejarah di SEA Games 2025 : Okezone Sports

    December 12, 2025

    Subscribe to Updates

    Get the latest creative news from SmartMag about art & design.

    Demo
    © 2025 ID Corner News

    Type above and press Enter to search. Press Esc to cancel.