Tangerang Selatan, CNN Indonesia —
Tumpukan sampah di Kota Tangerang Selatan (Tangsel) semakin parah. Kemasan plastik, karung dan pembungkus sampah banyak dijumpai di segala sudut ruas jalan.
Terpantau pada Sabtu (13/12/2025), tumpukan sampah semakin tinggi. Jejeran bertambah panjang. Pemandangan kasat mata di kolong flyover Ciputat itu menimbulkan efek domino.
“Wah bener-bener (ganggu). Sudah seminggu ini,” ungkap Agus, 50 tahun pemilik warung Sate Kumis.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Lapak usahanya persis di depan tumpuk jejeran sampah. Aroma busuk sampah yang menyengat mengganggu usahanya.
“Apalagi kalau hujan. Anginnya kemari bau banget,” ujar Agus. Aroma bau tak sedap seringkali mengusik ketenangan pelanggannya yang ingin bersantap.
Ia mengaku bingung hendak mengadu ke pemerintah daerah setempat. “Ya paling viralin. Katanya denger-denger juga di Cipeucang juga gimana gitu,” terang Agus.
Di sepanjang Jalan Ir H Djuanda, Jalan Raya Puspiptek, Jalan Raya Serpong juga banyak terdapat tumpukan sampah.
Pemandangan sampah menumpuk bukan hanya ganggu keindahan atau estetika perkotaan serta kesehatan masyarakat sekitar. Namun juga sudah mengusik piring nasi warga yang terdampak langsung.
Kristianto, perajin tempe di Kampung Curug Serpong RT 06 RW 04 Kelurahan/Kecamatan Serpong yang terdampak langsung. Usaha yang dirintisnya sejak 11 silam hancur dalam sekejap.
Rumah sekaligus tempat usaha produksi tempe miliknya terendam banjir lindi sampah. Gunungan sampah di TPA Cipeucang longsor menutup aliran anak Kali Cirompang sehingga menggenangi tempatnya.
“Rugi puluhan juta. Saya pindah kan juga pakai biaya,” keluhnya.
Kristianto mengaku terpaksa pindah demi bisa menyambung hidup anak dan istrinya.
Bahan baku serta perabotan rumah tangga dan pembuatan tempe sudah rusak terendam lindi sampah TPA Cipeucang.
“Makanya siapa yang bertanggung jawab semuanya ini,” ujar Kristianto.
(arl/sfr)
[Gambas:Video CNN]

