Mujadalah Kiai Kampung (MKK), melalui pengurusnya, Siti Zuhro, menyatakan kekhawatiran bahwa penanganan yang lambat dapat menyebabkan dampak berkepanjangan bagi masyarakat terdampak. Ia menyoroti volume kayu gelondongan yang sangat besar, yang memerlukan biaya dan waktu signifikan jika hanya ditangani oleh Pemerintah.
“Pelibatan swasta bisa dilakukan dengan melaksanakan mekanisme lelang terbatas atau seleksi terbuka,” ujar Siti Zuhro, di Jakarta, Jumat malam 12 Desember 2025..
Model usulan ini meliputi:
1. Lelang Terbuka: Perusahaan swasta yang berminat melakukan pembersihan kayu gelondongan di wilayah terdampak dapat mengikuti proses lelang.
2. Verifikasi Ketat: Kementerian/lembaga terkait wajib melakukan verifikasi ketat (kemampuan teknis, operasional, dan finansial) sebelum menetapkan pemenang.
3. Kompensasi Kayu Cuma-uma: Kayu hasil pembersihan diberikan sebagai kompensasi secara gratis kepada perusahaan terpilih. Imbalannya adalah kewajiban membersihkan secara cepat dan tuntas sesuai batas waktu.
Siti Zuhro yang juga adalah peneliti utama politik BRIN menjelaskan usulan dari MKK tersebut telah disampaikan kepada Presiden Prabowo dalam bentuk surat terbuka. Ia berharap mendapat tanggapan positif, demi mengurangi beban anggaran pemerintah secara signifikan, serta mempercepat proses pemulihan dan normalisasi wilayah terdampak.
“Kami meyakini point penting tadi itu bisa dilakukan dengan sangat segera untuk meningkatkan kepercayaan masyarakat yang terdampak bencana ini,” ujarnya.
Dalam penyampaian sikap MKK, turut hadir pengurus MKK Aji Soko, Marsudi Syuhud dan Ngatawi Al Zastrow. Serta pendiri MKK Najib Salim Atamimi, serta Ketua MKK Wahyu Muryadi dan Senior advisor MKK Hendardi.
Saat dijumpai RMOL di sela pertemuan Jumat malam, Siti Zuhro menyampaikan pesan agar musibah ini bisa menjadi pelajaran yang sangat berharga, dan agar tidak terulang bencana yang sama.
“Harus kita jadikan pelajaran yang sangat berharga dengan memperbaiki perilaku kita dalam memperlakukan lahan-lahan yang ada di sekitar kita, agar tidak jadi satu musibah baru ke depan” urainya.
Masyarakat harus bersama-sama merawat lahan yang ada di sekitar dengan tidak menyalahgunakannya.
Ia juga menyampaikan keprihatinan khusus terhadap beban yang ditanggung perempuan, ibu, dan anak-anak di tengah musibah. Ia berharap kaum perempuan tetap memiliki semangat luar biasa untuk membuktikan ketahanan dan kemampuan mereka dalam menolong diri sendiri dan keluarga.

