Ketua Umum KWJK, Marlo Sitompul mengatakan, program unggulan Gubernur DKI Jakarta, Pramono Anung ini tidak sekadar menyelesaikan persoalan administratif, melainkan membuka kembali akses pendidikan dan kesempatan kerja bagi lulusan sekolah yang ijazahnya tertahan karena kendala biaya.
“Pemutihan ijazah membuka kesempatan masa depan yang lebih baik,” kata Marlo, dalam keterangan tertulis di Jakarta, Senin 22 Desember 2025.
Marlo menjelaskan, sepanjang pelaksanaan program, Pemprov DKI Jakarta mengalokasikan anggaran lebih dari Rp 12,08 miliar untuk membantu 3.297 peserta didik.
“KWJK sendiri mencatat telah mendampingi 52 peserta didik dari keluarga rentan di empat wilayah Jakarta hingga berhasil menerima ijazah tanpa biaya,” kata Marlo.
Meski demikian, KWJK menyoroti masih adanya kendala administratif, khususnya bagi pelajar sekolah swasta berbasis keagamaan dan persoalan validasi data.
Untuk itu, Marlo mendorong penguatan sinergi antara Dinas Pendidikan DKI Jakarta, Baznas Bazis, serta Kanwil Kementerian Agama agar program berjalan lebih cepat dan tepat sasaran.
Tidak kalah penting, lanjut Marlo, Pemprov DKI Jakarta juga memastikan tidak ada putus sekolah, bahkan bisa mengenyam pendidikan hingga perguruan tinggi melalui bantuan Kartu Jakarta Pintar (KJP) dan Kartu Jakarta Mahasiswa Unggul (KJMU).
“Pemprov DKI telah menyalurkan KJP kepada 707.513 pelajar dan KJMU kepada 16.979 mahasiswa. Pramono bahkan telah menginstruksikan untuk memperluas kesempatan pendidikan bagi penerima KJMU hingga jenjang S2 dan S3,” pungkas Marlo.

