Naoya Inoue masih berdiri kokoh di puncak dunia tinju, tetapi di balik dominasinya, muncul pertanyaan: apakah jadwal tanding yang terlalu padat justru menyimpan risiko bagi sang juara?
Petinju Jepang berjuluk The Monster itu menilai aktivitasnya yang luar biasa sepanjang 2025 justru menjadi kunci membangun momentum menuju duel akbar melawan rival senegaranya, Junto Nakatani, yang direncanakan berlangsung pada 2026.
Naoya Inoue, juara dunia sejati kelas junior featherweight dan salah satu petinju pound-for-pound terbaik dunia, dijadwalkan mempertahankan seluruh gelarnya melawan penantang asal Meksiko, Alan Picasso, pada 27 Desember di Mohammed Abdo Arena, Riyadh, Arab Saudi.
Pada partai pendamping utama, Nakatani akan menghadapi Sebastian Hernandez.
Jika keduanya sama-sama menang, publik akan disuguhi momen tatap muka simbolis sebagai penanda resmi duel raksasa di Tokyo Dome tahun depan.
Pertarungan melawan Picasso akan menjadi pertahanan gelar ketujuh Inoue di kelas junior featherweight sekaligus laga keempatnya sepanjang tahun ini.
Tidak ada juara dunia pria lain yang bertanding sesering Naoya Inoue pada 2025, sebuah fakta yang memicu kekhawatiran sebagian pengamat.
Apalagi, usai menang KO ronde keempat atas Ki Ye-Joon pada Januari, Inoue sempat mengakui dirinya mengalami kelelahan mental.
Keraguan itu sempat menguat pada Mei ketika Inoue dijatuhkan Ramon Cardenas di ronde kedua. Namun, ia bangkit dengan cepat dan menghentikan Cardenas di ronde kedelapan.
Pada laga ketiganya tahun ini, Inoue tampil dominan dan konsisten saat mengalahkan Murodjon Akhmadaliev lewat keputusan mutlak pada September.
Meski demikian, Inoue menepis anggapan bahwa jadwal padat menjadi masalah. “Saya memang suka bertarung, dan saya ingin membangun karier saya selangkah demi selangkah. Itulah mengapa saya memilih bertanding empat kali tahun ini,” ujarnya.
Menurutnya, frekuensi tanding tinggi justru sangat penting sebagai persiapan menuju laga besar melawan Nakatani.
Naoya Inoue, yang pernah menjadi juara dunia di empat divisi berbeda, kini menempati peringkat kedua daftar pound-for-pound ESPN 2025, tepat di belakang Terence Crawford.
Kemenangan atas Nakatani—petinju tak terkalahkan yang berlatih di Los Angeles—berpotensi mengantarnya ke posisi teratas sekaligus menciptakan pertarungan terbesar dalam sejarah tinju Jepang.
Meski sempat mengalami knockdown dalam dua dari lima laga terakhirnya, Inoue menegaskan bahwa junior featherweight adalah kelas terbaik baginya.
Ia juga mengonfirmasi rencana naik ke featherweight di masa depan.
Di sisi lain, Inoue optimistis masa depan tinju Jepang akan semakin cerah, dengan banyak petinju muda berbakat bermunculan.
Saat ini, Inoue masih menjadi standar keunggulan. Namun, dengan intensitas tinggi dan tantangan besar di depan mata, publik akan menanti apakah The Monster mampu terus mendominasi tanpa harus membayar harga mahal.
Artikel Tag: naoya inoue
Published by Ligaolahraga.com at https://www.ligaolahraga.com/tinju/naoya-inoue-tetap-perkasa-tapi-apakah-ada-masalah-yang-mulai-mengintai

