Close Menu
IDCORNER.CO.ID

    Subscribe to Updates

    Get the latest creative news from FooBar about art, design and business.

    What's Hot

    Toto Wolff Puji Performa Antonelli di Musim Debutnya

    December 24, 2025

    Daftar 13 Stafsus KSAD Usai Mutasi TNI Terbaru

    December 24, 2025

    Link Live Streaming Al Nassr vs Al Zawraa di AFC Champions League 2 2025-2026 Malam Ini, Klik di Sini! : Okezone Bola

    December 24, 2025
    Facebook X (Twitter) Instagram
    IDCORNER.CO.IDIDCORNER.CO.ID
    • Homepage
    • Berita Nasional
    • Berita Teknologi
    • Berita Hoaks
    • Berita Dunia
    • Berita Olahraga
    • Program Presiden
    • Berita Pramuka
    IDCORNER.CO.ID
    Home»Berita Nasional»Penanganan Bencana Sumatera Tak Seimbang dengan Skala Ancaman

    Penanganan Bencana Sumatera Tak Seimbang dengan Skala Ancaman

    PewartaIDBy PewartaIDDecember 24, 2025No Comments3 Mins Read
    Facebook Twitter Pinterest LinkedIn Tumblr Reddit Telegram Email
    Share
    Facebook Twitter LinkedIn Pinterest Email




    “Bencana yang melanda Sumatera merupakan peristiwa luar biasa yang tidak dapat dipandang sebagai kejadian tunggal. Melainkan muncul akibat interaksi berbagai faktor yang kompleks, terutama kondisi geologi yang aktif dan dinamis, dampak perubahan iklim global, serta tingkat kerusakan lingkungan yang signifikan,” katanya dalam keterangan dikutip redaksi di Jakarta, Rabu, 24 Desember 2025. 


    Secara geologis, menurut Dwikorita, Sumatera memiliki pegunungan curam dan rapuh yang berbatasan langsung dengan dataran rendah berupa kipas aluvial terbuka. Kondisi ini menciptakan tingkat kerentanan tinggi sekaligus medan yang sulit dijangkau, sehingga menyulitkan penanganan darurat.

    Interaksi kondisi geologi tersebut dengan anomali cuaca ekstrem dan degradasi lingkungan memicu terjadinya multi-bencana geo-hidrometeorologi secara beruntun. Bencana umumnya diawali longsor dan erosi, kemudian berkembang menjadi banjir bandang dan banjir besar.



    “Dampaknya meluas hingga tiga provinsi dan puluhan daerah aliran sungai, dengan korban jiwa mencapai ribuan orang serta ratusan infrastruktur dan ribuan rumah rusak atau hilang,” ujar Dwikorita.

    Namun ia menilai penanganan terhadap multi-bencana yang kompleks dan dinamis tersebut masih menggunakan pendekatan yang relatif biasa, yakni menggunakan pendekatan yang rutin dijalankan untuk bencana tunggal. 

    “Kita menghadapi ketidakseimbangan antara magnitude bencana yang besar, luas, kompleks, dan berulang dengan mekanisme penanganan yang masih biasa-biasa saja,” tegasnya.

    Menurutnya, kapasitas penanganan bencana?”terutama pada fase tanggap darurat, rehabilitasi, dan rekonstruksi?”harus ditingkatkan berlipat dibandingkan kapasitas normal yang selama ini diterapkan.

    Dwikorita menekankan pentingnya penerapan konsep Build Back Better dan berkelanjutan dengan target “zero victims” dan “zero loss and damage”, melalui pembangunan peradaban baru yang menjamin keselamatan kehidupan, penghidupan, dan lingkungan hidup.

    Ia menegaskan bahwa rehabilitasi dan rekonstruksi harus dilakukan secara paralel dengan pencegahan, mitigasi, kesiapsiagaan, dan tanggap darurat, mengingat potensi bencana susulan masih sangat tinggi, terutama selama musim hujan.

    Salah satu langkah mitigasi mendesak, kata dia, adalah mengurangi risiko banjir susulan dengan inspeksi menyeluruh di wilayah hulu DAS, khususnya untuk mengecek sisa endapan longsor, material rombakan, dan kayu yang berpotensi menyumbat alur sungai.

    “Jika sumbatan alami ini jebol saat hujan lebat, banjir bandang bisa kembali terjadi dan menambah korban jiwa serta merusak infrastruktur yang sedang dibangun,” ujarnya.

    Dalam jangka menengah, ia menyarankan pembangunan check dam berjenjang dari hulu hingga kaki gunung untuk mengendalikan volume dan kecepatan sedimen.

    Pada tahap rehabilitasi dan rekonstruksi, Dwikorita menilai perlu dilakukan evaluasi menyeluruh, pemetaan ulang zona bahaya, serta penataan ruang pascabencana berbasis hasil kajian lapangan dan pemodelan ilmiah.

    Mengingat luas wilayah terdampak dan kompleksitas pemulihan, ia mengusulkan pembentukan badan khusus pemulihan pascabencana di Sumatera Barat, Sumatera Utara, dan Aceh, mencontoh Badan Rehabilitasi dan Rekonstruksi (BRR) Aceh pascatsunami 2005.

    “Diperlukan kepemimpinan kuat serta sumber daya manusia yang cekatan, taktis, dan berpengalaman dalam penanganan bencana besar,” pungkasnya.





    Source link

    Share. Facebook Twitter Pinterest LinkedIn Tumblr Email
    PewartaID

    Related Posts

    Daftar 13 Stafsus KSAD Usai Mutasi TNI Terbaru

    December 24, 2025

    Jangan Ragu, Jangan Mau Dilobi Sana-sini

    December 24, 2025

    Satgas PKH Tagih Denda Rp2,34 Triliun dari 20 Perusahaan Sawit dan 1 Tambang

    December 24, 2025

    Leave A Reply Cancel Reply

    Demo
    Don't Miss

    Toto Wolff Puji Performa Antonelli di Musim Debutnya

    Berita Olahraga December 24, 2025

    Ligaolahraga.com -Berita F1: Kepala tim dan CEO Mercedes Formula 1, Toto Wolff, telah menilai musim…

    Daftar 13 Stafsus KSAD Usai Mutasi TNI Terbaru

    December 24, 2025

    Link Live Streaming Al Nassr vs Al Zawraa di AFC Champions League 2 2025-2026 Malam Ini, Klik di Sini! : Okezone Bola

    December 24, 2025

    Jangan Ragu, Jangan Mau Dilobi Sana-sini

    December 24, 2025
    Stay In Touch
    • Facebook
    • Twitter
    • Pinterest
    • Instagram
    • YouTube
    • Vimeo
    Our Picks

    Toto Wolff Puji Performa Antonelli di Musim Debutnya

    December 24, 2025

    Daftar 13 Stafsus KSAD Usai Mutasi TNI Terbaru

    December 24, 2025

    Link Live Streaming Al Nassr vs Al Zawraa di AFC Champions League 2 2025-2026 Malam Ini, Klik di Sini! : Okezone Bola

    December 24, 2025

    Jangan Ragu, Jangan Mau Dilobi Sana-sini

    December 24, 2025

    Subscribe to Updates

    Get the latest creative news from SmartMag about art & design.

    Demo
    © 2025 ID Corner News

    Type above and press Enter to search. Press Esc to cancel.