Berita Liga Inggris: Wilfried Bony mengungkap kisah menarik di balik kegagalannya bergabung dengan Arsenal pada 2015. Penyerang asal Pantai Gading itu mengaku sangat ingin dilatih Arsene Wenger, namun negosiasi kandas karena tuntutan gaji yang dianggap terlalu tinggi oleh The Gunners.
Pada 2014, Bony tampil luar biasa bersama Swansea City. Ia menjadi pencetak gol terbanyak Premier League untuk tahun kalender tersebut dengan torehan 20 gol, mengungguli nama-nama besar seperti Sergio Aguero, Harry Kane, dan Diego Costa. Secara keseluruhan, Bony mencetak 34 gol dari 70 penampilan di semua kompetisi bersama Swansea.
Performa impresif itu menarik minat sejumlah klub papan atas Inggris. Wilfried Bony menyebut Arsenal, Tottenham Hotspur, dan Manchester City sebagai peminat serius jasanya. “Ada tiga klub yang tertarik merekrut saya setelah musim pertama di Swansea: Arsenal, Tottenham, dan Manchester City,” kata Bony kepada Ladbrokes.
Ia mengaku senang diminati The Gunners dan City karena gaya bermain kedua tim tersebut. “Saya senang karena klub seperti City dan Arsenal menginginkan saya, terutama karena cara mereka bermain. Gaya City sangat mirip dengan Swansea, jadi saya tahu intensitasnya akan cocok,” ujarnya.
Namun, Arsenal akhirnya mundur karena masalah finansial. Bony mengungkapkan bahwa Manchester City datang dengan tawaran gaji yang jauh lebih besar. “City datang dengan tawaran di menit-menit terakhir. Saya sebenarnya ingin bergabung dengan Arsenal. Tetapi saat itu, uang yang ditawarkan City tidak bisa ditandingi siapa pun, terutama soal gaji,” ungkap Bony.
Ia bahkan sempat bertemu langsung dengan Arsene Wenger untuk membahas kepindahan tersebut. “Ketika Wenger mendengar soal gaji itu, dia berkata, ‘Itu terlalu besar untuk kami!’ Saya bertemu dia lagi di Swansea saat kami melawan Arsenal, di hotel Marriott, dan jawabannya tetap sama: gajinya terlalu besar,” lanjutnya.
Manchester City akhirnya merekrut Wilfried Bony dengan nilai transfer £25 juta ditambah bonus sekitar £3 juta, serta gaji yang diyakini mencapai £100 ribu per pekan. Saat itu, ia menjadi pesepak bola Afrika termahal sepanjang sejarah.
Sayangnya, kepindahan ke Etihad Stadium tidak berjalan sesuai harapan. Bony mengaku kelelahan usai membela Pantai Gading di Piala Afrika 2015, yang berdampak besar pada kebugarannya. “Saya hanya menyesali satu hal. Ketika kembali dari Piala Afrika, saya benar-benar kelelahan. Cuaca panas, intensitas tinggi, semuanya membuat saya habis,” jelasnya.
Ia menambahkan bahwa perubahan ekstrem dari suhu panas Afrika ke dinginnya Inggris turut memengaruhi kondisinya. “Dalam 18 bulan, saya hanya benar-benar fit selama tiga bulan karena terus cedera. Di klub seperti City, itu sangat sulit karena mereka bisa membeli pemain lain kapan saja,” kata Bony.
Selama berseragam Manchester City, Bony hanya mencetak 10 gol dari 46 penampilan dan harus bersaing dengan Sergio Aguero, meski sempat meraih trofi Piala Liga Inggris. Pada 2016, ia dipinjamkan ke Stoke City sebelum kembali ke Swansea. Kariernya terus menurun hingga akhirnya bermain di beberapa negara dan memutuskan pensiun pada 2023.
Menariknya, Bony menegaskan bahwa dirinya tidak pernah dipaksa pergi oleh Manchester City, bahkan saat Pep Guardiola datang. “Pep mengatakan saya bisa bertahan jika mau, meski dia tidak menjamin menit bermain. Setelah berbicara, saya sadar saya perlu bermain. Itulah yang paling saya cintai dari sepak bola,” pungkasnya.
Artikel Tag: Wilfried Bony, Manchester City, Arsenal, Premier League
Published by Ligaolahraga.com at https://www.ligaolahraga.com/bola/wilfried-bony-ungkap-gagal-ke-arsenal-karena-gaji-pilih-manchester-city
