Tak heran, dari pengungsian yang serba terbatas itu setiap malam menggema suara lantunan ayat suci Al-Qur’an.
Kegiatan mengaji dan belajar itu dipandu oleh Nurlela bersama rekan-rekannya. Mereka secara sukarela mengajar anak-anak pengungsi sebagai upaya menjaga semangat, ketenangan batin, sekaligus keberlanjutan pendidikan di tengah kondisi darurat.
“Anak-anak butuh meja belajar,” kata Nurlela dikutip dari RMOLAceh, Rabu 31 Desember 2025.
Meja belajar sangat dibutuhkan agar proses belajar dan mengaji dapat berlangsung lebih nyaman dan tertata, terutama bagi anak-anak usia sekolah.
Pengajian berlangsung selepas salat Magrib. Sejumlah bocah duduk beralaskan tikar seadanya, memegang mushaf Al-Qur’an, mengikuti bimbingan sesama korban banjir yang dengan sabar mendampingi mereka selama sekitar dua jam.
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

