Jakarta –
Iptu Bastian Tuhuteru memilih jalan terjal dalam pengadiannya sebagai polisi. Dia tak hanya menjaga keamanan, tetapi juga mengabdi sebagai pendidik bagi masyarakat adat di pelosok Buru Selatan, Provinsi Maluku.
Cerita mengenai dedikasi Iptu Bastian selama bertugas di Buru Selatan diceritakan dia saat berbincang dengan detikcom pada Kamis (11/9/2025). Nama Iptu Bastian diusulkan Polda Maluku dalam program Hoegeng Corner 2025.
Iptu Bastian saat ini menjabat sebagai Kapolsek Leksula, Polres Buru Selatan. Kisah pengabdiannya dalam mencerdaskan masyarakat di Buru Selatan dimulai saat dirinya bertugas sebagai Bhabinkamtibmas pada 2016.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Wilayah yang menjadi binaan Iptu Bastian saat itu mencakup Dusun Walafau, salah satu wilayah yang masih tertinggal. Di sana banyak masyarakat adat yang belum tersentuh pendidikan. Anak-anak biasanya pergi berkebun dan berburu bersama orang tua mereka.
“Di situ tergerak hati kami melihat anak-anak yang belum sekolah, kemudian kami mulai terpanggil untuk mulai mengajarkan mereka,” kata Iptu Bastian.
Bastian saat itu masih berpangkat Bripka. Dia terpanggil untuk mengajar anak-anak di Dusun Walafau meski harus menempuh medan yang sulit kadang harus menyeberangi sungai.
Namun semua itu tak menyurutkan semangat Iptu Bastian untuk membantu mencerdaskan masyarakat adat di pedalaman. Dia awalnya mengajar anak-anak di sebuah tenda sederhana.
Setelah beberapa bulan, tempat belajar pindah lantaran tenda kadang bocor. Iptu Bastian kemudian berkoordinasi dengan salah satu kepala adat di sana untuk meminjam tempat.
Iptu Bastian Tuhuteru Foto: Dok Ist
|
Setelah berjuang selama kurang lebih tiga tahun, akhirnya pada 2019 pemerintah bersama masyarakat membangun sekolah dasar negeri. Iptu Bastian bersyukur lantaran perjuangannya itu membuahkan hasil.
“Kami juga hampir 3 tahun mengajar di situ. Dan 2018, masuk 2019, lewat pengorbanan kami itu ditetapkan SD negeri,” ujar dia.
Perjalanan selama tiga tahun itu terbilang tidak mudah. Awalnya Iptu Bastian harus meyakinkan para orang tua adat di sana bahwa dirinya memang ingin mengajar anak-anak.
“Jadi kami datang, saya langsung tunjukkan bahwa kami polisi merah putih, tidak ada kepentingan apa-apa. Saya mengikuti orang tua mereka, kepala adat mereka, bahwa kalau bapak ibu tidak buka hati kecil menerima kami mengajarkan anak-anak bapak ibu, berarti bapak ibu akan tertinggal jauh karena ini perkembangan budaya, perkembangan kemajuan negara ini sudah berkembang,” ujar Iptu Bastian.
“Kemudian mereka berpikir jangan sampai kita membawa misi lain. Misalnya membawa misi agama tau membawa misi lain, makanya saya mengajar itu diintip oleh orang tua mereka,” sambung dia.
Iptu Bastian mengajarkan anak-anak tentang baca tulis hitung (calistung) hingga membina anak-anak tentang pentingnya menjaga kebersihan diri. Saat datang mengajar, Iptu Bastian pun biasa membawa makanan untuk menarik minat anak-anak itu.
“Lewat pengorbanan itu, membuahkan hasil. Anak-anak sudah bisa membaca dan pemerintah membantu pendidikan sekolah yang permanen di dusun itu,” ujar dia.
Atas dedikasinya itu, Bastian diberikan tiket sekolah perwira yang kemudian mengantarkannya menjadi Kapolsek Waesama. Pengabdiannya di sektor pendidikan dia lanjutkan saat menjadi pimpinan.
Dia memerintahkan Bhabinkamtibmas untuk mengajar dan menjangkau daerah-daerah pedalaman. Dia mengusung nama Baperdewa atau Bhabinkamtibmas Peduli Pendidikan Waesama. Nama itu sama dengan nama program dia saat menjadi Bhabinkamtibmas, namun berbeda di nama akhir daerahnya.
“Di situ kami juga mengajar, ada sekitar dua kampung kami menjangkau masyarakat yang belum terjamah pendidikan di daerah yang menjadi wilayah tugas kami sebagai kapolsek,” ujar dia.
Selain itu, Bastian juga mengusung Siri Pinang sebagai program untuk mengatasi konflik di masyarakat dengan pendekatan kultural. Program itu, menurut dia, berhasil menangani sejumlah permasalahan masyarakat.
Selanjutnya, Bastian mendapatkan tugas baru menjadi Kapolsek di Leksula. Dia tetap mengedepankan pendekatan kultural dalam menangani konflik dan menjaga kamtibmas.
Atas dedikasinya, Bastian pernah mendapatkan penghargaan dari Kapolri dua kali yaitu penghargaan peringkat 1 polisi teladan tingkat nasional tahun 2019 dan penghargaan polisi pengajar tahun 20019. Selain itu, penghargaan juga diterimanya dari Kapolda Maluku hingga Kapolres Buru Selatan.
(knv/fjp)