Jelang Forestra 2025, Voice of Baceprot Takut Disuruh Baca Not Balok oleh Erwin Gutawa (Foto: Okezone)

    JAKARTA – Grup band metal berhijab, Voice of Baceprot (VOB) akan meramaikan panggung Forestra 2025 yang digelar di Orchid Forest Cikole, Lembang, Bandung pada 30 Agustus 2025. Trio asal Garut ini akan tampil dalam kolaborasi spesial bersama Erwin Gutawa Orchestra.

    Personel VOB—Firdda Marsya Kurnia (vokal dan gitar), Widi Rahmawati (bass), dan Euis Siti Aisyah (drum)—mengaku antusias namun sempat dilanda ketakutan saat mendapat tawaran tampil.

    “Sebenarnya kita sudah pernah dua kali kolaborasi bareng om Erwin, tapi belum pernah kalau di tengah hutan, ini pertama kali,” ungkap Marsya saat konferensi pers yang digelar Rabu (2/7/2025).

    Voice of Baceprot
    Jelang Forestra 2025, Voice of Baceprot Takut Disuruh Baca Not Balok oleh Erwin Gutawa (Foto: Okezone)

    Bukan hanya soal venue yang unik, rasa takut muncul ketika mereka tahu harus berkolaborasi dengan orkestra lengkap yang digawangi komposer senior Erwin Gutawa. Marsya bahkan sempat cemas akan diminta membaca partitur lagu.

    “Kemarin kita sempat ada ketakutan, jadi kita bertiga ngobrol, ‘gimana kalau nanti disuruh baca toge-togean (not balok)?’ Partitur maksudnya,” lanjut Marsya.

    Sebagai band yang tumbuh secara otodidak, VOB memang tak terbiasa membaca not balok. Hal ini menjadi tantangan tersendiri, terutama saat memadukan musik metal mereka dengan sentuhan orkestra klasik.

    “Tantangannya harus disiplin sih, karena kami kalau manggung enggak disiplin. Kan alat musik kami cuma tiga nih, sementara orkestra itu banyak, jadi kita harus lebih fokus dan kemudian membiasakan diri lagi pakai earmonitor,” ujar Widi.

    Sementara itu, Rekti Yoewono dari The SIGIT yang juga akan tampil di Forestra 2025 mengenang kolaborasi mereka dengan Erwin Gutawa 11 tahun silam. Bagi Rekti, pengalaman itu membuka cakrawala musikal yang luas.

    “Secara personal pengalaman yang dulu membuka cakrawala bermusik yang cukup luas buat anak-anak The SIGIT, bisa dibilang ada beberapa lagu yang tercipta karena lewat ospeknya orkestra,” ucap Rekti.

    Mereka pun siap menyambut tantangan tampil di tengah hutan, di mana kondisi fisik dan suasana alam sangat berbeda dari konser biasa.

    “Ekspektasinya ya enggak malu-maluin nanti pas tampil, sama mungkin mendapat ilmu lagi ya,” lanjutnya.

    Erwin Gutawa, selaku Music Director Forestra 2025, menyebut kolaborasi ini akan memberikan pengalaman yang berbeda. Ia ingin menghadirkan harmoni antara musik orkestra dan nuansa alam yang mendalam.

    “Orkestra itu melibatkan kolosal, karena ada banyak orang. Biasanya orkestra menambah nilai-nilai touchy; yang sedih makin sedih, yang semangat makin semangat. Alat-alat orkestra pun terbuat dari alam seperti kayu, kulit dan sebagainya. Nah, itu yang akan kita dukung bersama para penampil,” jelas Erwin.

    “Ketika nanti The SIGIT atau Rekti muncul di panggung, dan ada band-nya yang akan membawakan lagunya, itu suasana alam akan menambah value,” tambahnya.

     



    Source link

    Share.