Jakarta –
Calon Duta Besar (Dubes) Uni Emirat Arab (UEA) Judha Nugraha usai mengikuti fit and proper test hari ini. Judha mengaku diberi sejumlah pertanyaan oleh Komisi I DPR RI dalam kegiatan tersebut.
“Tadi memang disampaikan bahwa proses fit and proper test ini sifatnya tertutup, jadi memang, tes tidak bisa kami sampaikan di sini,” kata Judha di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Sabtu (5/7/2025).
Judha mengungkapkan dalam uji kelayakan itu dia diberi sejumlah pertanyaan. Adapun pertanyaannya seputar tentang hubungan bilateral antara Indonesia dengan negara sahabat.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
“Namun kami mengonfirmasi bahwa betul kami mengikuti proses fit and proper, dan kita menjawab berbagai macam pertanyaan yang diajukan oleh anggota DPR, mengenai bagaimana kita meningkatkan hubungan bilateral antara Indonesia negara akreditasi,” katanya.
Judha menyampaikan para calon juga diminta untuk membuat ringkasan dari jawaban-jawaban mereka. Dia mengatakan ringkasan itu pun langsung disampaikan ke Komisi I DPR.
“Jadi diminta semua peserta yang dipanggil untuk fit and proper untuk bisa menuangkan jawaban, tadi sudah disampaikan di ruang sidang dalam bentuk tertulis dan itu nanti disampaikan kembali kepada Komisi I,” ujarnya.
“Langsung on the spot. Jadi begitu selesai fit and proper, kita dimasukkan dalam satu ruangan. Kita diberikan kertas. Dan kita tulis tangan apa yang sudah tadi disampaikan selama proses fit and proper test,” sambung dia.
Namun, Judha enggan untuk menjelaskan lebih lanjut terkait posisinya yang diusulkan menjadi Duta Besar RI untuk Uni Emirat Arab (UEA). Dia meminta untuk menunggu hasil fit and proper.
“Saya belum bisa detail ya karena tadi kami sampaikan kan tadi prosesnya tertutup,” tuturnya.
Sementara itu, calon Dubes Singapura, Hotmangaradja Pandjaitan, mengatakan fit and proper test hari ini membahas situasi hubungan Indonesia dengan negara-negara sahabat. Dia mengatakan program-program yang akan dilaksanakan ialah mengacu terhadap visi misi Presiden Prabowo Subianto.
“Situasi hubungan Indonesia dengan negara akreditasi dan rancangan program-yang mau dilaksanakan mengacu kepada visi-misi presiden, karena hanya ada satu visi-misi yaitu visi-misi Kepala Negara. Kita melaksanakan rancangan program kerja, intinya itu,” ujarnya.
Foto: Hotmangaradja Pandjaitan (kanan) (Anggi/detikcom)
|
Hotmangaradja berkomitmen akan memperjuangkan kepentingan Indonesia. Dia mengatakan prioritas tersebut dalam semua bidang.
“Ya, yang utama adalah memperjuangkan kepentingan nasional Indonesia ke negara-tersebut, bidang apa pun. Bidang politik, bidang ekonomi, politik apa, ekonomi sosial, ya kita harus memprioritaskan kepentingan nasional,” jelasnya.
“Begitu (untuk Singapura) kalau disetujui Presiden,” imbuh dia.
(amw/zap)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini