Jakarta

    Adhyaksa Awards 2025 menghadirkan nominasi baru yang menyoroti pengabdian luar biasa para jaksa di wilayah terluar, terdepan dan tertinggal (3T). Nominasi Jaksa Pengawal Daerah Tertinggal menjadi bentuk penghargaan atas dedikasi dalam sunyi yang selama ini jarang terdengar.

    Kepala Kejaksaan Tinggi Nusa Tenggara Timur (Kajati NTT), Zet Tadung Allo, menyambut baik hadirnya nominasi ini. Menurutnya, penghargaan ini mencerminkan nilai sejati pengabdian jaksa di daerah pelosok.

    “Bagus menurut saya. Itulah pengabdian yang tanpa pamrih ya karena di sana itu dengan berada di tempat itu kan kenyamanan dan kesulitan-kesulitan hidup itu tinggi sekali, ” ujar Zet pada detikcom, Rabu (11/6/2025).


    SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

    Ia menekankan bahwa tugas di wilayah 3T menuntut pengorbanan besar, terlebih dalam hal kenyamanan hidup. Kondisi geografis dan keterbatasan fasilitas membuat beban kerja menjadi berlipat.

    “Mereka juga sudah mengorbankan kenyamanan dibandingkan tugas di Jakarta atau di pulau-pulau besar lainnya,” tambahnya.

    Jaksa yang ditugaskan di wilayah 3T ini kerap harus bertugas dalam waktu lama. Hal ini disebabkan karena sulitnya mencari pengganti yang bersedia ditempatkan di daerah terpencil.

    “Tapi di daerah kepulauan itu mereka itu kan terbatas, sedangkan Jaksa ditempatkan di situ lama baru pindahnya karena tidak ada penggantinya. Karena tidak ada yang mau dipromosikan ke sana,” jelasnya.

    Zet menyebut jaksa yang bertugas di daerah 3T harus memiliki karakter yang tangguh dan berdedikasi tinggi. Mereka dituntut mampu bertahan dan berkembang di tengah berbagai keterbatasan.

    “Ya mereka harus cukup tangguh ya punya pengabdian yang tinggi di manapun dia ditempatkan. Dia harus tangguh dan harus mampu menjaga dirinya untuk bisa sehat, bisa menambah kapasitasnya dengan caranya sendiri karena tidak bisa mengandalkan lagi akses-akses yang mudah seperti di kota,” katanya.

    Keberanian juga menjadi elemen penting dalam mengemban tugas di daerah 3T. Jaksa harus siap menghadapi risiko apa pun demi menjalankan amanah negara.

    “Kemudian ada keberanian, keberanian itu yang memang sebuah sikap menerima resiko apapun yang terjadi karena tugas, karena mereka menyadari bahwa tugas negara itu diembannya dan perintah pimpinan itu harus dilaksanakan. Mereka harus loyalitas, dedikasi tinggi dan memiliki integritas tinggi juga,” lanjutnya.

    Sebagai bentuk penghargaan, Zet berharap agar para jaksa yang telah menjalani penugasan di daerah 3T mendapat kesempatan promosi. Ia menyebut bahwa pengorbanan mereka layak mendapatkan penghargaan tersebut.

    “Harapan saya semua Jaksa yang pernah ditempatkan di 3T harus ada promosinya dan dia berhak untuk mendapatkan promosi setelah dia meninggalkan segala kenyamanan dinas seperti teman-teman yang lain di kota-kota,” ungkapnya.

    “Dia rela bertugas di situ 2 tahun 3 tahun, nah setelah itu harus dipromosikan untuk misalnya dipindahkan ke kota supaya dia bisa juga mengembangkan dirinya dan diberikan penghargaan dalam bentuk promosi,” tutup Zet.

    Memasuki tahun kedua penyelenggaraan, Adhyaksa Awards 2025 hadir dengan dua kategori baru. Total, ada tujuh nominasi yang diperebutkan oleh para jaksa berprestasi tahun ini.

    Masyarakat dapat memberikan penilaian dan masukan kepada panitia siapa saja jaksa yang layak mendapatkan Adhyaksa Award 2025. Panitia berharap masyarakat memberikan informasi dengan benar, runut dan bisa dipertanggungjawabkan secara ilmiah.

    Masyarakat dapat mengisi form di sini.

    (jbr/jbr)

    Adhyaksa Awards 2025

    Usulkan jaksa teladan di sekitarmu



    Source link

    Share.