Jakarta –
Kapolresta Bogor Kota Kombes Eko Prasetyo rapat bersama Forum Koordinasi Pimpinan Daerah (Forkopimda) wilayah Kota Bogor. Hasilnya, semua berkomitmen untuk memperkuat pengawasan program makan bergizi gratis (MBG) di Kota Bogor.
Rapat digelar di ruang Paseban Balai Kota Bogor, Jawa Barat, Kamis (25/9/2025). Hadir dalam rapat di antaranya Wakil Wali Kota Bogor, Kepala Dinas Kesehatan, Dandim 0606 Kota Bogor, Kepala Pelayanan Pemenuhan Gizi (KPPG) Bogor hingga 38 Kepala/Penanggung Jawab SPPG Kota Bogor.
Dalam rapat tersebut, Kombes Eko menyampaikan hingga saat ini tercatat ada 38 SPPG di wilayah Kota Bogor. Kombes Eko juga menyoroti 6 kasus keracunan MBG Jawa Barat dengan total korban kurang lebih 5.080.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Foto: Kapolresta Bogor Kota Kombes Eko Prasetyo rapat bersama Forum Koordinasi Pimpinan Daerah (Forkopimda) wilayah Kota Bogor. (Dok istimewa).
|
Untuk mengantisipasi hal-hal yang tidak diinginkan, Kombes Eko meminta ada kontrol rutin lintas sektoral hingga penanganan cepat bila ada kasus terkait MBG. Kombes Eko mengatakan harus ada sistem peringatan dini.
“Laksanakan penyuluhan, kontrol rutin lintas sektoral, traceability system, penanganan cepat kasus, penegakan hukum, serta sistem peringatan dini,” ujarnya.
Kombes Eko meminta pengelola SPPG juga untuk melakukan uji laboratorium kualitas air. Hal itu dilakukan, katanya, agar yang air yang digunakan bebas dari kuman dan pencemaran zat kimia.
“Diharapkan untuk pengelola SPPG untuk dapat melakukan uji laboratorium kualitas air yang digunakan yang bertujuan air dipakai aman, bebas kuman berbahaya, bebas cemaran kimia dan mematuhi baku mutu Permenkes RI,” ungkapnya.
Lebih lanjut, Kombes Eko mengatakan rapat tersebut menghasilkan sejumlah rekomendasi untuk memperkuat pengawasan program MBG. Dia menyebut dalam rapat tersebut juga disepakati perlunya monitoring dan evaluasi rutin lintas sektoral agar program berjalan sesuai standar gizi, higienitas, dan mencegah keracunan.
“Alhamdulillah rapat berjalan dengan baik, menghasilkan rekomendasi strategis untuk memperkuat pengawasan, pengendalian, dan penanganan MBG. Diperlukan monitoring dan evaluasi rutin lintas sektoral agar program berjalan sesuai standar gizi, higienitas, dan keamanan pangan, serta mencegah KLB keracunan,” ujarnya.
![]() |
Lihat juga Video: Heboh Ada Ulat di Nasi-Menu MBG Siswa SMK Jambi
(whn/hri)