Pesawat militer Amerika Serikat (AS) menjatuhkan bom di 3 fasilitas nuklir Iran. Lalu seperti apakah dampak dari AS yang ikut-ikutan dalam perang Israel dan Iran itu?
Pakar Hubungan Internasional dari Universitas Indonesia (UI) Prof. Hikmahanto Juwana menilai serangan As terhadap Iran sangat berbahaya. Usai penyerangan itu, AS juga memberikan pilihan kepada Iran.
“Serangan Amerika Serikat terhadap Iran, ini sangat membahayakan, karena meskipun Presiden Amerika Serikat mengklaim bahwa sekarang pilihan bagi Iran itu ada dua, yaitu menyerah dan kemudian ada perdamaian atau Amerika Serikat akan melakukan serangan lebih besar apabila Iran tidak mau menyerah,” kata Hikmahanto kepada wartawan, Senin (23/6/2025).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurut Hikmahanto, ada sejumlah hal yang perlu dicermati usai serangan AS di Iran ini. Pertama, adalah reaksi yang akan diberikan oleh Iran.
“Apakah Iran mau menyerah sebagaimana diharapkan pemerintah Amerika terjadinya perdamaian, atau Iran melakukan serangan balasan, baik ke kapal-kapal induk Amerika Serikat, maupun ke Israel,” tutur dia.
Guru Besar UI, Hikmahanto Juwana, dalam acara Ifthar Talk di Jakarta, Selasa (18/3/2025). (Foto: LTN PBNU)
|
Kedua, adalah reaksi dari negara-negara di dunia. Hikmahanto menyebut setelah terjadi serangan tersebut, dunia pasti memberikan reaksi dan pernyataan.
“Apakah mereka akan mendukung Amerika Serikat atau sebaliknya mendukung Iran. Kalau misalnya mereka akan mendukung Iran maka ini bukannya tidak mungkin bahwa perang dunia III akan semakin dekat,” imbuhnya.
Terakhir, kata Hikmahanto, adalah bagaimana reaksi Amerika Serikat terkait permasalahan Iran dan Israel saat ini. Ini terkait apakah AS akan mundur atau terus terlibat.
“Apakah mereka akan mundur, tidak melakukan serangan kembali dan kemudian menganggap bahwa tidak ada atau bagaimana, ini yang harus kita lihat bagaimana Amerika Serikat,” ucap Hikmahanto.
Indonesia, kata Hikmahanto, harus berada pada pihak yang menyerukan perdamaian. Dia mendorong RI berkoalisi dengan negara yang berpihak pada perdamaian.
“Terakhir sikap pemerintah Indonesia kita harus berpihak kepada perdamaian dan kita harus berkoalisi dengan negara-negara yang berpihak kepada perdamaian, sehingga bisa men-deeskalasi perang yang ada,” ucapnya.
AS Langgar Kedaulatan Iran
Sementara itu, Pakar hubungan internasional dari Universitas Padjadjaran (Unpad) Teuku Rezasyah menilai AS telah melanggar kedaulatan Iran, yang sedang mempertahankan dirinya. Diketahui, Israel menyerang Iran pada Jumat (13/6) lalu.
“AS melanggar kedaulatan Iran, yang sedang mempertahankan dirinya sesuai Pasal 51 Piagam PBB, dari serangan Israel yang mendadak dan brutal. AS menempatkan dirinya sebagai pelindung Israel, negara yang terus menerus dikecam Majelis Umum PBB, karena terus menerus menindas masyarakat Palestina, yang tanahnya mereka rampas,” kata Rezasyah terpisah.
Reza menilai AS telah menjadikan dirinya sebagai negara perusak hubungan antar-bangsa. Sebab, kata dia, AS tidak mampu menyelesaikan konflik berdasarkan hukum internasional yang ditetapkan Piagam PBB.
“Reputasi AS semakin runtuh di kalangan masyarakat Iran dan Timur Tengah. Dianggap sebagai Shaitanul Akbar (setan besar) yang melindungi setan kecil (Shaitanul Asghor). AS telah meningkatkan eskalasi konflik diseluruh dunia, dan memecah belah hubungan antar bangsa,” tutur dia.
Lalu, bagaimana sikap Rusia terhadap serangan AS ke Iran ini? Rezasyah menilai Rusia masih akan menahan diri.
“Rusia masih menahan diri, dan meyakinkan publik Internasional, untuk tidak melakukan hal serupa. Seperti halnya serangan dari Israel 10 hari silam, Iran akan menahan diri. Diperkirakan Iran akan meneruskan serangannya ke Israel,” pungkasnya.
![]() |
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini