Jakarta

    Menteri Kebudayaan RI, Fadli Zon menerima audiensi terkait penguatan sektor pariwisata dan kebudayaan di Barus, Sumatera Utara sebagai salah satu pusat sejarah dan peradaban. Pertemuan ini dilakukan bersama Yayasan Pembangunan Masyarakat Sorkam serta berbagai tokoh dan organisasi masyarakat Tapanuli Tengah (Tapteng) hingga Sibolga.

    Dalam audiensi, Fadli menekankan pentingnya kolaborasi antara pemerintah pusat, pemerintah daerah, komunitas, dan lembaga terkait untuk memajukan kebudayaan serta menjadikan situs-situs bersejarah di Barus sebagai pusat pengetahuan dan destinasi wisata.

    “Kita semua sangat mendukung upaya masyarakat untuk memajukan kebudayaan di Tapanuli Tengah. Situs Bongal, misalnya, adalah temuan penting yang perlu terus diteliti. Banyak hal yang bisa kita lakukan bersama ke depan, tentunya dengan melibatkan berbagai instansi terkait,” ujar Fadli dalam keterangan tertulis, Sabtu, (20/9/2025).


    SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

    Dalam pertemuan di kantor Kementerian Kebudayaan, Jakarta tersebut, audiensi ini dihadiri oleh pimpinan yayasan dan sejumlah tokoh masyarakat, antara lain perwakilan Sekolah Tinggi Agama Islam Barus, Ketua Umum Yayasan Maju Tapian Nauli, Ketua Umum PKKB SSAP RB, perwakilan Yayasan Museum Barus Raya, Ketua HIKMA Barus se-Jabodetabek, Ketua FKK Sibolga-Tapteng, Wakil Ketua Umum YAPEMAS, serta perwakilan organisasi masyarakat lainnya.

    Ikhwan Mansyur Situmeang selaku DPP Gaberna Tapteng-Sibolga menyampaikan sejumlah isu strategis. Isu ini meliputi tindak lanjut penetapan Tugu Titik Nol Peradaban Islam di Barus yang diresmikan Presiden Joko Widodo pada tahun 2017, serta dukungan terhadap pengembangan Barus sebagai destinasi wisata religi untuk melengkapi destinasi alam prioritas Danau Toba.

    Selain itu, dalam audiensi ini, para pimpinan yayasan juga menyoroti keberadaan beberapa kompleks makam di Barus yang saat ini memiliki SK Gubernur dan Bupati sebagai situs cagar budaya tingkat provinsi dan kabupaten. Demikian, mereka berharap agar situs-situs tersebut dapat ditetapkan sebagai Cagar Budaya tingkat nasional.

    Lebih lanjut, YAPEMAS menyampaikan kelanjutan rencana pembangunan Museum Barus Raya yang saat ini menyimpan sekitar 60.000 artefak. Kini, keadaan bangunan museum membutuhkan dukungan Kementerian Kebudayaan untuk penyelesaian lanjutan dan pengelolaan. Selain itu, rumah adat etnis Pasisi khususnya Rumah Raja Sorkam Taram sebagai satu-satunya rumah adat Pasisi yang masih terjaga saat ini sedang dikaji oleh Tim Ahli Cagar Budaya.

    Menanggapi paparan tersebut, Fadli menyambut baik pengelolaan yang lebih terpadu oleh Kementerian Kebudayaan sebagaimana telah dilakukan pada beberapa museum, antara lain Museum Gua Harimau di Sumatera Selatan, Museum Maritim di Belitung, dan Museum PDRI di Sumatera Barat.

    Lebih lanjut, Fadli juga mendukung peningkatan status Barus sebagai kawasan wisata religi dengan menegaskan bahwa pengembangan pariwisata harus berjalan beriringan dengan pelestarian kebudayaan.

    “Pembangunan museum memang dapat dikelola langsung oleh Kementerian Kebudayaan bersama Balai Pelestarian Kebudayaan. Yayasan dapat berkoordinasi dengan pemerintah daerah, dan bila diserahkan kepada kami, tentu akan kami tindaklanjuti sebagaimana beberapa museum lain yang sudah kami kelola,” ujar Fadli.

    Menutup audiensi, Fadli berharap pertemuan dengan Yayasan Pembangunan Masyarakat Sorkam dapat membuka berbagai langkah kerja sama dalam memajukan kebudayaan Tapanuli Tengah, khususnya Barus.

    “Semoga ada hal konkret yang dapat kita lakukan sesuai dengan koridor Kementerian Kebudayaan,” pungkasnya.

    Turut mendampingi Menteri Kebudayaan dalam audiensi, di antaranya Staf Ahli Menteri bidang Hukum dan Kebijakan Kebudayaan, Masyitoh Annisa Ramadhani; Staf Khusus Menteri bidang Diplomasi Budaya dan Hubungan Internasional, Annisa Rengganis; serta Direktur Warisan Budaya, I Made Dharma Suteja.

    Simak juga Video: Menteri Pariwisata Pastikan Bali Tetap Terbuka Bagi Wisatawan

    (prf/ega)



    Source link

    Share.