Jakarta

    Kementerian Kebudayaan (Kemenbud) menggelar Konser Kemerdekaan bersama Gita Bahana Nusantara (GBN) di Taman Museum Fatahillah, Kota Tua Jakarta. Konser bertajuk ‘Simfoni Delapan Dekade’ ini bertujuan untuk memperingati HUT ke-80 Kemerdekaan Indonesia.

    Dalam acara tersebut setidaknya ada 186 orang talenta muda yang tergabung dalam tim orkestra dan Paduan suara nasional GBN. Adapun konser tersebut diselenggarakan pada Sabtu (9/8).

    Delapan dekade, sebuah rentang waktu yang panjang, tetapi penuh makna dan jejak sejarah. Malam ini, kita menyaksikan sebuah konser musik, sekaligus menghayati secara mendalam perjalanan panjang kemerdekaan dan bagaimana bangsa kita bertransformasi,” kata Menteri Kebudayaan, Fadli Zon dalam keterangan tertulis, Minggu (10/8/2025).


    SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

    Dia mengatakan ‘Simfoni Delapan Dekade’ menjadi tema dari Konser Kemerdekaan GBN tahun ini menggambarkan perjalanan 80 tahun Indonesia sejak Proklamasi Kemerdekaan hingga Visi Indonesia Maju.

    Menurutnya, ‘Simfoni’ menjadi simbol persatuan dalam perbedaan keberagaman suku, budaya, dan suara berpadu layaknya berbagai instrumen musik yang bersatu menciptakan harmoni. Sementara ‘delapan dekade’ menandai refleksi sejarah panjang bangsa menuju usia Kemerdekaan ke-80.

    Lebih dari sekadar konser, Fadli menyebutnya sebagai perwujudan narasi musikal tentang bagaimana Indonesia telah melalui berbagai fase sejarah, dari dentuman semangat proklamasi hingga hadirnya harmoni dalam keberagaman budaya bangsa.

    “Seperti simfoni yang terdiri dari beragam instrumen, nada, dan dinamika, perjalanan Indonesia juga dibentuk oleh kekayaan budaya, bahasa, suku, dan agama yang berpadu dalam satu harmoni kebangsaan,” lanjutnya.

    GBN menjadi wadah lintas persaudaraan karena para penyanyi paduan suara dan pemain orkestra merupakan talenta muda dari berbagai seluruh wilayah Indonesia yang dipilih melalui audisi ketat.

    “Bekerja sama dengan pemerintah daerah, Kementerian Kebudayaan melaksanakan audisi paduan suara di 30 Provinsi serta seleksi orkestra di Jakarta dan Yogyakarta. Dari total 1.167 pendaftar paduan suara dan 294 pendaftar orkestra, terpilih 186 para generasi muda terbaik bangsa yang telah menjalani pelatihan intensif selama sebulan,” jelasnya.

    Dia mengatakan GBN yang sejak lama menjadi panggung prestisius para talenta muda dari berbagai penjuru Indonesia, kembali menunjukkan kekuatannya sebagai simbol persatuan dan semangat kebangsaan. Dia pun memberi apresiasi setinggi-tingginya kepada para peserta yang telah mendedikasikan waktu, tenaga, dan bakatnya untuk tampil malam ini.

    “Malam ini, para pemuda-pemudi pilihan dari seluruh pelosok negeri, dengan suara emasnya, keahlian bermusiknya, telah kembali membuktikan bahwa seni adalah jembatan yang menghubungkan hati, merajut asa, dan menguatkan jati diri bangsa,” tutupnya.

    Konser Kemerdekaan ini dibagi ke dalam empat sesi tematik yang masing-masing menyuguhkan nuansa dan pesan berbeda, mulai dari patriotisme, semangat generasi muda, harapan masa depan, hingga persatuan dalam keberagaman.

    Disaksikan oleh ribuan penonton yang memadati Taman Museum Fatahillah, tim paduan suara dan orkestra GBN berkolaborasi dengan para seniman dan penyanyi kawakan menyuguhkan penampilan spesial. Woro Mustiko, talenta muda musik keroncong dan dalang wanita, membawakan lagu ‘Rangkaian Melati’ ciptaan R. Maladi dan Arima Norah. Hadir pula Prince Poetiray, original singer soundtrack film Jumbo dengan lagu ‘Selalu Ada di Nadimu’ ciptaan Laleilmanino. Turut tampil sebagai kejutan, Wakil Menteri Kebudayaan RI, Giring Ganesha, bersama GBN membawakan lagu ‘Di Atas Awan’.

    Pada konser ini, GBN membawakan lima lagu ‘Indonesia Jiwaku’ ciptaan Guruh Soekarno Putra, ‘Nusantara 5’ ciptaan A. Riyanto, ‘Lukisan Indonesia’ ciptaan Duhita Panca Tantra dan D. A., serta ‘Medley Nusantara’ yang diaransemen oleh Purwa Tjaraka.

    Dipandu oleh Eki Satria sebagai Konduktor, GBN turut membawakan lagu ‘O Indonesia’ karya Siddik Sitompul. Judul lagu tersebut merujuk pada Oh Indonesiaku yang diikutsertakan pada sayembara lagu Kebangsaan RI pada 1928. Setelah akhirnya lagu Indonesia Raya karya W. R. Soepratman terpilih, seniman batak ini mengubah liriknya dan mengganti judulnya menjadi ‘O Tana Batak’.

    Konser Kemerdekaan GBN di ruang publik tahun ini memperdengarkan lagu ‘O Indonesia’ sebagai upaya mengapresiasi para seniman dari berbagai penjuru Nusantara yang telah turut berkontribusi pada sejarah perjuangan Indonesia.

    “Konser Kemerdekaan diselenggarakan sebagai bagian dari persiapan menuju penampilan puncak GBN pada hari Kemerdekaan RI 17 Agustus. Masyarakat dapat melihat penampilan GBN melalui layar kaca pada Upacara Peringatan Detik-Detik Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia yang disiarkan secara langsung dari Istana Merdeka,” jelasnya.

    Turut hadir menyaksikan Konser Kemerdekaan, di antaranya Ibu Menteri Kebudayaan, Katharine Grace Fadli Zon; Ibu Wakil Menteri Kebudayaan, Cynthia Ganesha; Deputi Bidang Administrasi dan Pengelolaan Istana, Sekretariat Presiden, Rika Kiswarda; Deputi Bidang Koordinasi Penguatan Karakter dan Jatidiri Bangsa Kemenko PMK, Warsito; Sekretaris Jenderal Kementerian Kebudayaan, Bambang Wibawarta; Inspektur Jenderal Kementerian Kebudayaan, Fryda Lucyana; Guruh Soekarnoputra; Staf Khusus, Staf Ahli, dan jajaran pejabat Kementerian Kebudayaan.

    Fadli pun mengajak seluruh masyarakat untuk menjadikan musik sebagai inspirasi agar terus berkarya, berinovasi, menopang pertumbuhan yang berkelanjutan dan menjaga persatuan demi Indonesia Emas yang dicita-citakan bersama.

    “Semoga konser malam ini dapat mengisi jiwa kita dengan semangat patriotisme dan rasa cinta Tanah Air,” pungkasnya.

    Tonton juga video “Kemenbud Resmikan Program GSMS dan Sekolah Bareng Maestro” di sini:

    (akn/akn)



    Source link

    Share.