Kenali Gejala Separation Anxiety Disorder pada Anak dan Cara Pencegahannya. (Foto : Freepik)
JAKARTA – Saat anak tampak sangat rewel atau takut saat harus berpisah dari orangtua, beberapa orang mungkin menganggapnya wajar. Namun, jika kecemasan tersebut berlangsung intens dan berkepanjangan, bisa jadi itu adalah Separation Anxiety Disorder (SAD)—gangguan kecemasan separasi yang lebih serius dan memerlukan perhatian khusus.
Gejala Separation Anxiety Disorder pada Anak
Menurut Mayo Clinic, ciri-ciri SAD mencakup:
– Kesedihan dan tangisan intens saat dipisahkan dari orang tua atau pengasuh.
– Kekhawatiran ekstrem bahwa sesuatu buruk akan terjadi pada orang terdekat (seperti diculik atau jatuh sakit).
– Penolakan menempuh kegiatan jauh dari rumah atau tinggal tanpa pengasuh.
-Takut tidur jauh dari rumah, mimpi buruk yang berulang tentang pemisahan, serta keluhan fisik seperti sakit kepala atau perut sebelum berpisah.
Sumber lain seperti WebMD menambahkan gejala:
– Khawatir berlebihan tentang keselamatan diri saat terpisah, atau keselamatan orang tua saat anak pergi.
– Enggan bersekolah, takut tidur sendiri, atau takut tertinggal.
Mental Health Foundation juga menjelaskan tanda-tanda yang konsisten seperti
Ketergantungan yang berlebihan, tantrum emosional panjang, school refusal, serta keluhan fisik yang berulang saat akan berpisah.
Mengapa Perlu Diwaspadai?
Jika dibiarkan, SAD dapat mengganggu fungsi anak di sekolah dan lingkungan sosialnya. Risiko lanjutan meliputi: anxiety lainnya, gangguan obsesif-kompulsif (OCD), bahkan depresi pada masa dewasa. Diagnosis dini dan penanganan efektif bisa mencegah berkembangnya kondisi tersebut.
Cara Pencegahan & Penanganannya
1. Kenali tanda sejak dini dan cari bantuan profesional.
Jika kecemasan lebih berat dibanding anak seusianya, sebaiknya segera berkonsultasi dengan dokter anak atau psikolog. Diagnosis dan terapi awal sangat membantu.