TAMPILAN khas geisha dengan riasan putih yang memukau, kimono yang elegan, dan gaya rambut yang rumit telah menjadi ikon dari kekayaan budaya tradisional Jepang.

    Meski seringkali diidentikkan sebagai pelacur papan atas, sebenarnya geisha berasal dari warisan budaya yang kaya.

    Kata ‘geisha’ sendiri berasal dari bahasa Jepang ‘gei’ yang berarti seni, dan ‘sha’ yang berarti orang. Mereka adalah pengrajin seni dan pemelihara tradisi Jepang yang kaya.

    Mengutip Japan Wonder Travel, berikut enam fakta menarik seputar geisha.

    1. Sejarah

    Perjalanan sejarah geisha sangat menarik. Pada awalnya, pada abad ke-13, geisha adalah pria yang dikenal sebagai taikomochi, yang memberikan hiburan dan nasihat kepada tuan mereka.

    Namun, pada abad ke-16, peran ini berkembang menjadi pendongeng yang berfokus pada menciptakan percakapan dan humor. Sekitar abad ke-17, wanita mulai memasuki dunia geisha, dan pada tahun 1750-an, jumlah geisha wanita mulai melampaui jumlah pria.

    (Foto: Instagram/@maiko_transformation_shiki)

    Geisha wanita awalnya berfungsi sebagai asisten bagi oiran, pelacur kelas atas pada periode Edo (1603-1886). Namun, pada awal abad ke-19, popularitas geisha mulai meningkat, dan mereka menggantikan oiran karena lebih terjangkau dan mudah diakses.

    Dengan cepat, geisha menjadi bagian penting dari pemandangan budaya Jepang, dan pada tahun 1920-an, ada sekitar 80.000 geisha di seluruh negeri.

    2. Berlatih sejak usia remaja

    Pelatihan untuk menjadi seorang geisha dimulai pada usia muda, sekitar 14 atau 15 tahun. Para calon geisha, yang disebut shikomisan, belajar di okiya bersama para senior mereka, mempelajari seni tradisional Jepang, menari, dan berperilaku sesuai dengan norma-norma yang diharapkan dari seorang geisha.

    Setelah lulus ujian shikomi, mereka menjadi maiko, magang untuk geisha, dan belajar selama lima tahun sebelum menjadi seorang geisha sepenuhnya melalui ritual yang disebut erikae.

    3. Tata rias yang rumit

    Tata rias geisha sangatlah khas dan rumit. Mereka menggunakaBACA JUGA:

    Acara Unik di Jepang, Apa Arti dari Festival Kanamara Matsuri?n bedak putih yang disebut oshiroi untuk menciptakan kulit putih yang polos, dengan pola khusus yang membentuk huruf W atau V di bagian belakang leher yang menonjolkan daerah yang dianggap erotis.

    Riasan mata dan bibir mereka, serta gaya rambut yang rumit, semuanya merupakan bagian penting dari penampilan geisha yang ikonik.

    Geisha

    (Foto: Instagram/@jidaiyakyoto)

    4. Makan waktu berjam-jam menata rambut

    Tampilan khas geisha tidak hanya ditentukan oleh riasan wajah mereka, tetapi juga oleh gaya rambut yang rumit. Gaya rambut ini memakan waktu berjam-jam untuk ditata dengan sempurna.

    Meski rambut palsu diperbolehkan bagi geisha atau maiko, mereka tetap harus menggunakan rambut asli mereka.

    Maiko bahkan tidak diperbolehkan mencuci rambut mereka selama seminggu untuk memertahankan gaya rambut yang rumit ini. Mereka tidur dengan kepala mereka di atas bantal khusus agar tidak merusak tatanan rambut mereka.

    Setelah menata rambut mereka, maiko dan geisha biasanya menambahkan ornamen seperti kanzashi untuk melengkapi penampilan mereka, yang memberi sentuhan anggun pada keseluruhan penampilan.



    Follow Berita Okezone di Google News


    Dapatkan berita up to date dengan semua berita terkini dari Okezone hanya dengan satu akun di
    ORION, daftar sekarang dengan
    klik disini
    dan nantikan kejutan menarik lainnya

    5. Mengenakan kimono

    Kimono yang dikenakan oleh maiko (magang geisha) dan geisha adalah salah satu elemen paling mencolok dari penampilan mereka.

    Kimono ini sangat berbeda dari yang biasa dikenakan oleh wanita Jepang pada umumnya.

    Maiko dan geisha muda biasanya mengenakan sodehiki, yaitu kimono panjang yang konservatif dan menunjukkan bahwa mereka hadir untuk tampil, bukan untuk tujuan komersial.

    Namun, Anda dapat dengan mudah membedakan geisha dan maiko berdasarkan obi, selempang lebar yang melingkari kimono mereka.

    Maiko biasanya mengenakan obi yang lebih panjang yang menjuntai ke belakang dan memiliki warna yang lebih cerah.

    Geisha

    (Foto: Instagram/@jidaiyakyoto)

    Warna, pola, dan gaya kimono juga sering kali bergantung pada musim atau acara khusus yang dihadiri oleh maiko dan geisha.

    6. Tempat melihat Geisha

    Kini, meskipun jumlah geisha telah menurun drastis menjadi sekitar 1.000 di seluruh Jepang, mereka masih dapat ditemui di beberapa kota besar seperti Kyoto, Tokyo, dan Kanazawa. Mereka sering menghadiri acara di rumah teh dan ryoutei, restoran mewah ala Jepang.

    Interaksi dengan geisha bisa menjadi pengalaman yang unik dan berharga, memungkinkan pengalaman langsung dengan esensi keramahtamahan Jepang, atau omotenashi, yang menjadi landasan budaya mereka.



    Source link

    Share.