Jakarta –
Ketua Dewan Perwakilan Daerah (DPD) RI, Sultan Baktiar Najamudin mendorong pemerintah daerah untuk mengembangkan sistem pangan terintegrasi sebagai solusi mewujudkan kemandirian, keterjangkauan, dan kemanfaatan pangan sekaligus menggairahkan ekonomi daerah.
Menurutnya, pemerintah daerah harus membangun ketahanan pangan secara terstruktur dan sistematis di tengah penyesuaian anggaran transfer ke daerah (TKD). Langkah ini juga menjadi bentuk dukungan terhadap program prioritas pemerintah sekaligus mitigasi atas potensi konflik geopolitik dan ketidakpastian ekonomi global.
“Pemerintah telah mengalokasikan ratusan triliun rupiah untuk program prioritas swasembada pangan, Sekolah Rakyat dan Makan Bergizi Gratis (MBG). Sehingga Pemda harus menyiapkan strategi yang tepat agar anggaran jumbo dari beberapa program andalan pemerintah ini dapat diserap dan berputar secara optimal dalam sistem ekonomi daerah,” ujar Sultan dalam keterangan tertulis, Minggu (14/9/2025).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Putra asli Desa Pino, Bengkulu ini menegaskan setiap daerah memiliki potensi lahan pertanian, komoditas pangan, dan hortikultura yang beragam. Oleh karena itu, Pemda perlu mengembangkan program lintas kementerian dan lembaga secara terintegrasi dengan pendekatan inovatif.
Ia menambahkan daerah yang mampu menyiapkan manajemen inovasi pangan terintegrasi berpeluang memperoleh insentif fiskal lebih besar dibandingkan daerah lain. Pemda juga perlu mendorong keterlibatan generasi muda melalui usaha mikro kecil dengan pendampingan intensif.
“Dengan pendekatan inovasi Pangan terintegrasi tidak hanya berpeluang meningkatkan multiplayer effect anggaran yang dialokasikan, tapi juga mengurangi ICOR atau biaya produksi Pangan petani, peternak dan nelayan, termasuk micro and small manufacturing. Di saat yang sama dapat meng-create ribuan Pengusaha Muda dan puluhan ribu lapangan kerja baru di daerah,” terang mantan ketua HIPMI Bengkulu itu.
Lebih lanjut, Sultan mengusulkan agar pemerintah memberikan insentif fiskal kepada Pemda yang aktif dan inovatif mengembangkan sistem pangan terintegrasi dari hulu ke hilir.
Langkah tersebut penting untuk mendukung pelaksanaan program MBG sekaligus menjaga keterjangkauan harga pangan.
“Kita ingin paradigma kebijakan fiskal Menteri Keuangan RI Purbaya Yudhi Sadewa yang pro growth disambut secara baik oleh Pemda dengan menyiapkan ekosistem bisnis dan unit usaha mikro kecil di daerah. Terutama dalam upaya peningkatan pembiayaan belanja modal serta alat dan mesin industry di sektor rill,” tutupnya.
Sebagai catatan, inovasi sistem pangan terintegrasi adalah pendekatan produksi yang menggabungkan berbagai usaha pertanian, mulai dari tanaman pangan, hortikultura, perkebunan, peternakan, hingga perikanan, serta melibatkan lembaga keuangan (bank dan koperasi) dan industri pengolahan pangan dalam satu ekosistem.
Tujuannya adalah meningkatkan produktivitas pertanian, mengurangi dampak negatif lingkungan, dan meningkatkan kesejahteraan petani melalui sistem yang efisien dan berkelanjutan.
Tonton juga video “Sultan Baktiar Najamudin Terima Penghargaan Tokoh Demokrasi dan Penguat Lembaga Parlemen Indonesia” di sini:
(akd/akd)