KISAH loyalitas tinggi Samuel Eto’o terhadap Inter Milan patut diulas. Sebab, legenda sepakbola asal Kamerun itu sangat menghargai Nerazzurri.

    Seperti diketahui, Eto’o membuat heboh jagat sepakbola dengan kepindahannya dari Barcelona ke Inter Milan. Di tengah penampilan apiknya di Camp Nou, dia justru menjadi bahan pertukaran Blaugrana yang menginginkan sosok Zlatan Ibrahimovic.

    Usut punya usut, ada peran Marco Materazzi dan pelatih Inter Milan kala itu, Jose Mourinho, yang membuatnya mau pindah ke San Siro. Pada saat itu, bek berpaspor Italia tersebut menjadi orang pertama yang menghubunginya dan mengajak Eto’o untuk berseragam biru hitam.

    “Materazzi mengirimi saya pesan, ‘Jika Anda datang ke Inter, kami akan memenangkan segalanya,’ saya tidak memiliki nomor itu di buku alamat saya dan saya bertanya kepada (Demetrio) Albertini, ‘Apakah itu miliknya?’ Ya itu,” kata Eto’o dilansir dari Sempre Inter, Rabu (3/1/2024).

    “Hal ini belum pernah terjadi pada saya sebelumnya dalam karier saya, pesan itu sangat menentukan pilihan saya. Dan dari situlah lahirlah persahabatan yang erat,” sambungnya.

    Di sisi lain, Mourinho juga turut menghubungi Eto’o dan membujuknya untuk merapat ke Kota Milan. Pelatih asal Portugal itu bahkan sampai mengirim sebuah foto jersey Inter Milan bernomor 9 yang konon disiapkan khusus.

    “Mourinho mengirimi saya gambar kaos Nerazzurri dengan nomor 9 dan menulis, itu milik Anda, itu menunggu Anda,” ungkap eks Real Madrid itu.

    Namun pada saat itu Eto’o sempat kurang sepakat dengan penawaran yang diajukan oleh Inter. Legenda asal Kamerun itu akhirnya mengalah dengan meminta apa yang dia inginkan menjadi bonus jika bisa memenangkan Liga Champions dalam dua tahun.

    “Berpartisipasi dalam tantangan olahraga ini memberikan perbedaan bagi saya, namun ada juga perbedaan antara tawaran dan permintaan saya,” kata Eto’o.

    “Ketika saya bertemu dengan para eksekutif yang terlibat dalam negosiasi, termasuk Moratti dan Branca, saya berkata, ‘Mari kita ubah perbedaan itu menjadi bonus tim jika kita memenangkan Liga Champions dalam dua tahun ke depan,'” sambungnya.

    Dan benar saja, penampilan Eto’o di Inter justru jauh lebih moncer dibanding saat di Barcelona. Tidak hanya Liga Champions, dia bahkan berhasil membawa Il Biscione meraih treble winners pada 2010.


    Follow Berita Okezone di Google News


    Dapatkan berita up to date dengan semua berita terkini dari Okezone hanya dengan satu akun di
    ORION, daftar sekarang dengan
    klik disini
    dan nantikan kejutan menarik lainnya

    Sayangnya, hanya dua musim Eto’o bertahan di San Siro. Total ada 53 gol dan 23 assist yang dicatatkan sebelum akhirnya hengkang ke klub asal Rusia, Anzhi.

    Di Anzhi, Eto’o juga hanya bertahan dua musim. Pada saat itu, dia ingin kembali ke Inter karena baginya sekali menjadi Interisti, berarti selamanya menjadi fans klub itu.

    Samuel Etoo

    “Saya tidak tahu apakah ada peluang, itu adalah keinginan saya (kembali ke Inter pada 2013). Bagi saya itu akan sangat menyenangkan. Ketika Anda menjadi fans Inter sekali, Anda akan mati sebagai fans Inter. Tidak ada alasan untuk ini, hanya saja memang begitu adanya, titik,” tandasnya.

    Pada akhirnya, Eto’o tidak pernah sekalipun kembali ke Inter Milan. Dia justru pernah memperkuat Chelsea dan melanglang buana ke berbagai tim sebelum akhirnya pensiun pada 2019.

    Itu tadi kisah loyalitas tinggi Samuel Eto’o terhadap Inter Milan. Semoga artikel ini menambah wawasan pembaca sekalian.



    Source link

    Share.