Jakarta –
Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Muhammad Tito Karnavian menegaskan pentingnya intervensi stok beras sebagai langkah menjaga stabilitas harga dan mengendalikan inflasi. Langkah itu dilakukan sebagai upaya untuk menjaga daya beli masyarakat.
Dia turut menyoroti seriusnya persoalan beras yang kini menjadi tantangan utama dalam pengendalian inflasi. Meski produksi nasional mencapai sekitar 30 juta ton dengan cadangan di Bulog sekitar 4 juta ton, menurutnya langkah intervensi tetap harus digencarkan.
Hal itu diampaikan olehnya saat membuka Gerakan Pangan Murah di Plataran eks-MTQ Tugu Religi, Kota Kendari, Sulawesi Tenggara, Selasa (26/8/2025).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
“Nah, kemudian yang kita perlu waspada betul adalah beras,” kata Tito dalam keterangan tertulis, Rabu (27/8/2025).
Data perkembangan harga di daerah menunjukkan situasi yang belum sepenuhnya stabil. Dari 514 kabupaten/kota, sebanyak 233 daerah sempat mengalami kenaikan harga beras.
Dia mengatakan intervensi yang dilakukan pemerintah berhasil menurunkan jumlah itu menjadi 191 daerah, namun belakangan kembali meningkat menjadi sekitar 193 hingga 200 daerah.
“Artinya apa? Persoalannya, ini kita perlu genjot lagi untuk intervensi beras,” jelasnya.
Lebih lanjut, Tito menjelaskan salah satu bentuk intervensi yang tengah dilakukan pemerintah yakni melalui beras SPHP (Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan). Beras ini dikemas dalam paket kantong lima kilogram dengan harga Rp60 ribu, atau sekitar Rp 12 ribu per kilogram.
Harga tersebut masih berada di bawah harga acuan pemerintah sebesar Rp 12.500 per kilogram, sehingga konsumen tetap dapat memperoleh beras dengan harga terjangkau. Namun, Tito menekankan bahwa kebijakan ini tidak boleh berhenti pada langkah sesaat.
“Ini gerakan temporer, harus ada gerakan yang lebih berkesinambungan,” jelasnya.
Karena itu, dia mendorong agar beras SPHP lebih banyak digelontorkan ke pasar rakyat.
“Pasar perlu dibanjiri dengan beras SPHP agar harga tetap stabil dan tidak kalah bersaing dengan beras lainnya yang cenderung naik,” ungkapnya.
Tito juga menyampaikan apresiasi atas terselenggaranya Gerakan Pangan Murah di Kendari. Dia berharap kegiatan ini dapat menjaga stabilitas pangan di seluruh Sulawesi Tenggara di tingkat provinsi maupun kabupaten/kota.
“Saya doakan dengan acara ini, insyaallah pangan bisa terkendali di seluruh, seluruh Sulawesi Tenggara, seluruh kabupaten [dan] kota yang ada,” tutupnha.
Sebagai informasi tambahan, acara ini turut dihadiri oleh Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas) Arief Prasetyo Adi, Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia Anindya Novyan Bakrie, Gubernur Sulawesi Tenggara Andi Sumangerukka, Forum Koordinasi Pimpinan Daerah (Forkopimda) Sulawesi Tenggara, serta pihak terkait lainnya.
(akn/ega)