Jakarta –
Pimpinan Komisi X DPR menyoroti kemunculan penawaran testimoni soal praktik perjokian Seleksi Masuk (Simak) Universitas Indonesia (UI). Komisi X DPR mendorong adanya investigasi untuk membongkar jaringan pelaku joki masuk perguruan tinggi.
“Terkait beredarnya informasi di media sosial yang menawarkan testimoni soal praktik perjokian pada Simak UI, atau praktik perjokian di perguruan tinggi manapun, saya menyoroti pentingnya integritas dan transparansi dalam proses seleksinya,” kata Wakil Ketua Komisi X DPR Lalu Hadrian kepada wartawan, Senin (30/6/2025).
“Tentu praktik perjokian, tidak hanya merusak kredibilitas institusi pendidikan, tetapi juga merugikan calon mahasiswa yang berkompetisi secara jujur,” imbuhnya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurut Lalu, pendidikan harus menjadi ruang yang adil bagi semua peserta, dan mekanisme pengawasan untuk mencegah praktik perjokian harus berjalan optimal. Untuk mengungkap praktik tersebut dinilai perlu pengusutan.
“Kami mendukung langkah tegas UI, atau kampus manapun itu, untuk tidak mentolerir kecurangan apa pun, dan mendorong adanya investigasi mengungkap jaringan pelaku serta memberikan sanksi yang tegas kepada pelaku, dan juga memastikan akuntabilitas proses seleksi,” ujarnya.
Di sisi lain, Lalu menilai dugaan kasus ini mengindikasikan adanya tekanan psikologis dan sistemik yang dihadapi calon mahasiswa. Sehingga mendorong sebagian pihak mencari jalan pintas melalui praktik perjokian.
“Terkait ini, saya juga mendorong perguruan tinggi dan pihak Kementerian pendidikan tinggi, untuk memperkuat pendampingan serta sosialisasi tentang pentingnya kejujuran akademik, sekaligus menyediakan mekanisme seleksi yang lebih inklusif dan adil,”
Kerja sama antara kampus, Kementerian Pendidikan Tinggi, dan aparat penegak hukum, dinilai Lalu sangat diperlukan untuk menindak tegas pelaku sekaligus memulihkan kepercayaan publik.
“Kami berharap kejadian ini menjadi momentum untuk memperbaiki tata kelola seleksi masuk PTN, sehingga meritokrasi dan integritas tetap menjadi fondasi utama pendidikan tinggi di Indonesia,” imbuhnya.
Dilansir kantor berita Antara, Minggu (29/6), informasi praktik perjokian Simak UI beredar di media sosial. Dalam informasi itu disebutkan joki mematok tarif Rp 2-4 juta, tergantung bagian ujian mana yang ingin dijokikan.
Rangkaian seleksi Simak UI 2025 untuk S1, D3, dan D4 kini mencapai tahap ujian, yang dimulai sejak Sabtu (28/6) hingga hari ini. Hasil ujian Simak UI akan diumumkan paling lambat pada 11 Juli 2025.
Dimintai konfirmasi terpisah, Direktur Humas, Media, Pemerintah, dan Internasional UI Arie Afriansyah merespons perihal informasi viral itu. Arie menegaskan pihaknya tidak menoleransi segala bentuk kecurangan dalam penyelenggaraan Simak UI.
“Kami tidak menoleransi segala bentuk kecurangan yang teridentifikasi, baik secara sistem maupun melalui catatan pengawas,” kata Arie.
(rfs/gbr)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini