Jakarta

    Universitas Indonesia (UI) mengaku khilaf dan meminta maaf atas kehadiran tokoh Peneliti Senior Tad and Dianne Taube di Hoover Institution, Universitas Stanford, Peter Berkowitz, sebagai narasumber di Orientasi Program Pascasarjana. Wakil Komisi X DPR RI Lalu Hadrian meminta universitas untuk lebih cermat dalam mengundang akademisi.

    “Kami memandang bahwa perguruan tinggi memang harus menjadi ruang akademik yang menjunjung tinggi nilai kebangsaan, kemanusiaan, serta komitmen konstitusional Indonesia terhadap kemerdekaan Palestina,” kata Lalu kepada wartawan, Senin (25/8/2025).


    SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT



    Lalu mengatakan kehadiran Peter Berkowitz yang memiliki pandangan pro-Israel telah menimbulkan sensitivitas di masyarakat. Padahal, kata dia, posisi Indonesia konsisten mendukung Palestina.

    “Karena itu, penting bagi universitas untuk lebih cermat dalam memilih narasumber atau mitra akademik, agar kegiatan ilmiah tidak menimbulkan polemik yang kontraproduktif dengan sikap bangsa,” ujarnya.




    Lalu pun menghormati permintaan maaf UI atas kejadian tersebut. Menurutnya, langkah UI tersebut merupakan bentuk tanggung jawab moral dan institusional.

    “Ke depan, kami mendorong seluruh perguruan tinggi untuk memperkuat tata kelola akademik yang tidak hanya menjaga kualitas keilmuan, tetapi juga selaras dengan jati diri bangsa, nilai solidaritas kemanusiaan, dan arah kebijakan luar negeri Indonesia,” tuturnya.

    Sebelumnya, Direktur Humas, Media, Pemerintah, dan Internasional UI, Arie Afriansyah, membenarkan acara yang dihadiri oleh Peter Berkowitz berlangsung kemarin, Sabtu (23/8). UI menyebut akan menerima kritik dari publik terkait kekeliruan itu.

    “Universitas Indonesia (UI) menyampaikan terima kasih kepada semua pihak atas kritik dan masukan sebagai bagian dari kebebasan menyampaikan pendapat yang bersifat konstruktif,” ucap Arie dalam keterangan kepada media, Minggu (24/8).

    Arie menegaskan UI memegang penuh konstitusi negara untuk mendukung kemerdekaan bangsa Palestina. Ia menyebut sikap UI itu ditunjukkan saat rektor menemui Duta Besar Palestina pada Januari 2025.

    UI juga meminta maaf dan mengaku khilaf atas peristiwa yang terjadi. Pihaknya menegaskan akan lebih berhati-hati.

    Halaman 2 dari 2

    (amw/maa)







    Source link

    Share.