Jakarta –
Kompolnas menyorot adanya ancaman bom hoax hingga membuat dua pesawat Saudia Airlines tujuan Jakarta dan Surabaya mendarat darurat di Bandara Kualanamu, Sumatera Utara (Sumut). Kompolnas berharap kerjasama antara Polri dan Biro Investigasi Federal (FBI) dapat mengungkap sosok dibalik ancaman bom hoax itu.
“Kita harap dapat segera diungkap dengan kerjasama bareng (FBI). Walaupun tentu saja yang melakukan teror menggunakan email sudah biasa, sudah tahu bakal akan dilacak dan sebagainya. Sehingga memang pekerjaannya lebih susah bagi Polisi Indonesia, bagi Polisi Internasional, maupun Organisasi Penerbangan,” ujar Komisioner Kompolnas Choirul Anam kepada wartawan, Selasa (24/6/2025).
Anam mendukung pengusutan kasus ini. Sehingga peristiwa serupa tidak akan terulang lagi.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurut Anam, langkah otoritas Indonesia, khususnya yang menerima email ancaman bom sudah tepat. “Langkah yang dilakukan oleh otoritas kita yang menerima email, terus mengkomunikasikan dengan pilot dan polisi juga terlibat di sana untuk ngecek apakah betul ada bom dan sebagainya. Itu menurut kami adalah tindakan yang tepat, gitu ya,” kata Anam.
“Menurut saya langkah itu sesuai dengan protokol penerbangan. Itu yang paling penting,” sambungnya.
Sebelumnya, pada Selasa (17/6), pesawat Saudia Airlines rute Jeddah-Jakarta sempat mendarat darurat di Bandara Kualanamu usai menerima ancaman bom. Ada sekitar 442 penumpang jemaah haji di dalam pesawat itu. Setelah diperiksa, pesawat dinyatakan steril dari benda bermuatan bom.
Kejadan serupa rupanya berlanjut pada Sabtu (21/6). Pesawat Saudia Airlines rute Muscat-Surabaya juga mendarat darurat di Bandara Kualanamu karena mendapatkan ancaman bom. Lagi-lagi, ancaman bom tersebut ternyata hoax dan pesawat dipastikan aman.
Saat ini, Polri dan FBI tengah bekerja sama untuk mengungkap dalang di balik teror ancaman bom ini.
(isa/eva)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
