Jakarta –
Menteri Ketenagakerjaan (Menaker) Yassierli mengungkap penambahan kuota rumah subsidi bagi buruh meningkat menjadi 50 ribu unit. Dia yakin hal ini akan berdampak dalam membuka lapangan kerja baru.
“Bahwa program rumah subsidi ini memiliki dampak ungkit yang luar biasa sebenarnya, jadi tidak hanya kita memberikan solusi terkait dengan kesejahteraan buruh, tapi penciptaan lapangan kerja tentu pembangunan itu sendiri,” kata Yassierli kepada wartawan di Kantor Kemenaker, Kamis (14/8/2025).
Yassierli menuturkan, pembangunan rumah subsidi memiliki dampak ekonomi luas karena akan melibatkan banyak pemasok hingga pekerja
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Penambahan kuota ini telah disepakati dalam pertemuan Yassierli dengan Menteri Perumahan dan Kawasan Permukiman (PKP) Maruarar Sirait hari ini. Tercatat per Agustus 2025 sudah ada 36.629 unit rumah subsidi yang diserahkan kepada buruh.
“Kemudian hari ini dari data yang keluar dari tapera 36.629 Itu yang sudah diserahkan kunci, berarti naiknya sekitar 183 persen. Ya artinya kebijakan di sektor perumahan Ini sangat diminati oleh buruh,” kata Maruarar alias Ara.
Maruarar menyebut kebijakan Presiden Prabowo menaikkan kuota rumah subsidi nasional dari 220 ribu unit menjadi 350 ribu unit merupakan yang terbesar sepanjang sejarah Indonesia. Tak hanya itu, pemerintah membebaskan sejumlah biaya seperti PPN untuk rumah di bawah Rp 2 miliar, BPHTB, serta Persetujuan Bangunan Gedung (PBG) bagi Masyarakat Berpenghasilan Rendah (MBR).
“Artinya kebijakan Presiden Prabowo melalui Ibu Menteri Keuangan PPN ditanggung pemerintah Rp 2 miliar ke bawah gratis itu benar. Artinya BPHTB bea Perolehan Tanah Bangunan yang tadinya bayar jadi gratis,” kata dia.
(ygs/ygs)