Kwartir Ranting Gerakan Pramuka Kwarran Lumbir mengutus Wakil Ketua Bidang Pembinaan Pemuda (Waka Binamuda), Kak Iguh Widodo, untuk mengikuti Kursus Pembina Pramuka Tingkat Lanjutan (KPL) 2025. Kegiatan yang digelar di Cibubur dari tanggal 2 hingga 8 Juli ini merupakan program Pusdiklatnas Gerakan Pramuka, bertujuan mencetak pelatih pramuka yang profesional dan adaptif terhadap perkembangan zaman.

    KPL 2025 diikuti oleh pembina pramuka se-Indonesia sebagai upaya meningkatkan kapasitas pelatih dalam membina generasi muda. Menurut Ketua Pinsus Kwarran Lumbir, Muhammad Iqbal, kegiatan ini menjadi kesempatan strategis untuk memperkuat kompetensi pembina, terutama dalam menghadapi tantangan era digital.

    “Pelatih pramuka harus mampu menjadi agen perubahan, bukan hanya menguasai materi konvensional,” tegas Iqbal.

    Kak Iguh Widodo, perwakilan Kwarran Lumbir, menyatakan bahwa KPL 2025 dirancang untuk menjawab kebutuhan transformasi pendidikan kepramukaan.

    “Kakak-kakak pelatih dituntut untuk berinovasi agar kegiatan pramuka relevan dengan dinamika generasi muda,” ujarnya.

    Ia menambahkan, pelatihan ini fokus pada penguatan metode pembinaan berbasis teknologi dan nilai-nilai kepramukaan.

     Pusdiklatnas Gerakan Pramuka selaku penyelenggara menyebutkan, KPL 2025 meliputi materi kepemimpinan, kurikulum adaptif, dan psikologi pelatihan. Peserta juga akan dibekali keterampilan mengelola kegiatan berbasis proyek (project-based learning) untuk meningkatkan kreativitas anggota pramuka.

     Muhammad Iqbal menekankan, keikutsertaan Kwarran Lumbir dalam KPL 2025 sejalan dengan visi membangun kaderisasi pembina yang unggul. “Ini investasi jangka panjang untuk memastikan kualitas pembinaan di tingkat gugus depan,” jelasnya.

    Kak Sari, salah satu peserta dai Jawa Tengah berharap, ilmu yang diperoleh dari KPL dapat diimplementasikan secara nyata.

    “Target kami adalah membuat pelatihan pramuka di Lumbir lebih interaktif, misalnya melalui blended learning,” paparnya.

    Selain sesi teori, KPL 2025 menyelenggarakan praktik lapangan berupa simulasi pembinaan dan evaluasi kelompok. Peserta akan dinilai berdasarkan kemampuan merancang program berkelanjutan.

    Menurut data Pusdiklatnas, KPL 2025 diikuti oleh 150 pembina dari 30 daerah. Lumbir menjadi salah satu perwakilan terpilih berdasarkan rekomendasi Kwarcab setempat.

    Kak Iguh turut menyoroti pentingnya kolaborasi antar-pembina pramuka. “Forum seperti ini memungkinkan kita bertukar pengalaman terbaik dari berbagai daerah,” ungkapnya.

    Iqbal menambahkan, pascakegiatan, Kwarran Lumbir akan mengadakan lokakarya untuk menyebarluaskan materi KPL kepada pembina lainnya.

    “Kami ingin manfaatnya dirasakan secara merata,” ucapnya.

    Salah satu peserta dari Jawa Tengah, Kak Rina, mengapresiasi inklusivitas KPL 2025. “Materinya sangat relevan dengan tantangan pembinaan di era medsos,” katanya.

    Kegiatan ditutup dengan rencana aksi individu, di mana Kak Iguh berkomitmen mengadakan pelatihan digital literacy untuk pembina di Lumbir.

    “Ini langkah awal modernisasi kepramukaan kami,” tandasnya.

    Keberhasilan KPL 2025 diharapkan menjadi katalisator peningkatan kualitas Gerakan Pramuka nasional, sekaligus memperkuat perannya sebagai wadah transformasi generasi muda yang berkarakter.

     

    Pewarta : Eko Yuliansor, S.Pd BERTA



    Source link

    Share.