Latte Dad Tren Parenting Modern dari Bapak-Bapak Penggemar Kopi di Swedia. (Foto: Freepik)
JAKARTA – Di jalanan kota-kota Swedia, ada pemandangan unik yang kian sering terlihat. Para ayah mendorong stroller sambil menenteng secangkir kopi.
Mereka disebut sebagai Latte Dads atau Latte Pappas dalam bahasa Swedia. Fenomena ini bukan sekadar gaya hidup, melainkan simbol perubahan cara pandang terhadap pola asuh modern sekaligus bentuk nyata kesetaraan gender.
Istilah Latte Dad lahir dari kebiasaan para ayah yang sedang cuti orangtua (parental leave), terlihat nongkrong di kafe bersama anak mereka. Jika dulu peran ayah lebih banyak dipersepsikan sebagai pencari nafkah, kini mereka juga mengambil peran sebagai pengasuh aktif. Di beberapa kafe dan taman di Swedia, jumlah ayah bersama bayi bahkan bisa lebih banyak daripada ibu.
Salah satu faktor penting yang melahirkan fenomena ini adalah kebijakan cuti orangtua di Swedia. Negara ini memberikan total 480 hari parental leave yang bisa dibagi antara ibu dan ayah hingga anak berusia delapan tahun. Dari jumlah tersebut, ada 90 hari khusus yang wajib diambil oleh ayah. Jika tidak digunakan, hak tersebut hangus. Kebijakan ini mendorong peran ayah lebih nyata dalam pengasuhan. Menariknya, selama 390 hari pertama, ayah maupun ibu tetap menerima kompensasi sekitar 80 persen dari gaji mereka.