JAKARTA – Direktur Eksekutif Indikator Politik, Burhanudin Muhtadi menyatakan ‘ledakan’ perolehan suara PSI dalam aplikasi Sistem Informasi Rekapitulasi (Sirekap) KPU berbeda dengan yang ditunjukkan beberapa lembaga survei.

    “PSI ini ada di kisaran 3,13 persen hari ini menurut Sirekap, sementara quck count lembaga-lembaga itu total rata-rata 2.6-2.8,” kata Burhanudin kepada iNews Media Group, Sabtu (2/3/2024).

    Sebagai seorang peneliti, ia tidak bisa langsung menyimpulkan bahwa perbedaan tersebut terdapat indikasi kecurangan.

     BACA JUGA:

    Menurutnya, perlu dilakukan pengecekan data formulir hasil c1 TPS antara yang termuat di Sirekap dengan beberapa lembaga survei.

    “Kan TPS-nya ada nomornya, desanya apa kecamatannya apa, bandingkan saja, apakah sama atau tidak, kalau misallkan ada perbedaan mungkin ada kesalahan teknis mungkin juga ada kesalahan nonteknis, nah itu sekarang yang saya belum punya buktinya,” ujarnya.

    “Tapi intinya, kenaikan suara tajam buat PSI dan gelora dalam beberapa hari terakhir dan jtu yg seharusnya kita diskusikan, apakah ini kesalahan teknis di Sirekap KPU atau ada problem lain, nah ini yang kita belum sampai kesimpulan sejauh itu,” sambungnya.

    Sekedar informasi, raihan suara PSI terpitret melonjak tajam dalam beberapa waktu terakhir. Bahkan, raihan suata itu mendekati ambang batas parlemen yakni sebesar 4%.

     BACA JUGA:

    Dari data real count KPU yang dipublikasikan di Sirejao pada laman laman web pemilu2024.kpu.go.id, PSI mendapatkan 2.001.493 suara atau 2,68 persen. Data itu diolah dari rekapitulasi suara di 530.776 TPS pada Senin (26/2/2023) pukul 06.00 WIB.

    Suara itu terus melonjak hingga Sabtu (2/3/2023) pukul 13.00 WIB. Dari hasil real count terhadap 541.260 TPS pukul 13.00 WIB, PSI mendulang 2.399.469 suara atau 3,13 persen.





    Follow Berita Okezone di Google News


    Dapatkan berita up to date dengan semua berita terkini dari Okezone hanya dengan satu akun di
    ORION, daftar sekarang dengan
    klik disini
    dan nantikan kejutan menarik lainnya

    Sementara itu politisi PSI, Cheryl Tanzil merespons dugaan tuduhan curang dari sejumlah pihak dan menyebut PSI menang atau kalah tetap dibully.

    “Kita kan negara demokrasi ya, setiap orang bebas berekspresi. Tapi hati-hati, kalau teriak curang dan menuduh PSI tapi tidak bisa membuktikan secara hukum. Karena kami pun sangat terbuka kalau memang ada kecurangan silakan laporan kita ada mekanisme ada Bawaslu ya, silahkan aja,” kata Cheryl, Sabtu (2/3/2024).

    “Saya rasa ini ironis sekali partai kami ya, karena apapun yang terjadi pada partai kami, kami tetap dibully. Misalnya, kalau partai kami menang, kami akan dibilang curang karena partai yang pemilu sebelumnya tidak menang lalu sekarang menang, dibilang curang. Lalu kalau kami kalah kami dibully juga bahwa Kaesang itu tidak berpengaruh. Jadi apapun itu ya kami sudah siap. Ini bagian dari berjuang untuk demokrasi,” ujarnya.



    Source link

    Share.