Jakarta

Wakil Ketua Komisi VIII DPR RI Singgih Januratmoko menyebutkan pelaku LGBT melanggar hak asasi manusia (HAM). Ia mengatakan LGBT merebut kesempatan seseorang untuk memiliki pasangan lawan jenis.

Mulanya, Singgih menyoroti fashion show waria di dalam acara pernikahan di Kabupaten Maros, Sulawesi Selatan (Sulsel). Ia mengatakan acara tersebut sebagai bentuk ekspresi diri dan kebebasan berekspresi.

Namun, lanjut Singgih, meskipun para waria memiliki hak yang sama untuk mengekspresikan diri, mereka harus memperhatikan agar tidak melanggar hukum dan norma sosial yang berlaku.


SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

“Mempertontonkan kontes waria dalam acara pernikahan, bukan hal yang tepat. Karena pernikahan bagi sebagian masyarakat Indonesia merupakan arena atau acara publik, banyak anak-anak kecil yang turut hadir. Mempertontonkan kegiatan waria di tengah pernikahan, dikhawatirkan memberi edukasi yang tidak baik terhadap anak-anak. Seharusnya fashion show dengan segmen waria harus memiliki izin khusus di tempat yang khusus pula, bukan di depan publik,” kata Singgih kepada wartawan, Senin (7/7/2025).

Kemudian, Singgih bicara mengenai LGBT. Ia menyebutkan pelaku LGBT melanggar HAM.

“Mengenai LGBT di Indonesia, saya rasa ini adalah isu yang harus jadi perhatian publik. Ini bukan masalah HAM, justru pelaku LGBT itu melanggar HAM karena merebut kesempatan orang untuk memiliki pasangan normal dan bereproduksi sebagaimana prilaku alamiah manusia,” tutur Singgih.

Ia mencontoh keluarga LGBT yang mengadopsi anak. Menurutnya, pasangan LGBT itu akan merusak psikologi sang anak.

“Tentu bukan hal yang benar bahwa ibu dan bapak mereka adalah laki-laki semua atau perempuan semua. Di sisi lain, LGBT bisa menekan populasi di mana sebuah negara berjuang untuk meningkatkan sumber daya manusia secara kualitas dan kuantitas, dan praktik LGBT merusak upaya tersebut,” katanya.

Untuk menekan tumbuhnya LGBT di Indonesia, Singgih merasa perlu ada pendekatan yang holistik dan berbasis edukasi. Memulai dari lingkungan sekolah bisa menjadi salah satu cara.

“Edukasi tentang nilai-nilai keluarga, agama, dan norma sosial yang sehat bisa membantu mencegah penyebaran LGBT. Para orang tua harus memperhatikan pergaulan anak-anak mereka dan membawa anak-anak ke psikolog bila mengetahui ada gejala atau kecenderungan terpapar LGBT,” tutur Singgih.

Dari video yang beredar, terlihat sejumlah waria berlenggak-lenggok layaknya sedang cat walk peragaan busana di salah satu acara pengantin di Maros, Sulsel. Kegiatan ini pun menjadi tontonan publik bagi para tamu yang datang hingga turut mengabadikan aksi para waria itu di kamera HP-nya. Kegiatan itu terjadi pada Rabu (2/7).

Kasubsi Penmas Polres Maros, Ipda Marwan Afriady, mengatakan kontes waria ini diselenggarakan di saat acara pernikahan keponakan dari seorang perias pengantin. Dari daftar tamu undangan, perias pengantin tersebut juga memiliki teman waria yang berprofesi sama dengannya.

“Acara fashion show merupakan acara selingan pada saat hiburan elekton istirahat,” ungkapnya.

Saksikan Live DetikPagi:

(isa/dhn)


Hoegeng Awards 2025


Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini



Source link

Share.