Pandeglang –
Sejumlah mahasiswa yang tergabung dalam komunitas peduli lingkungan Pandeglang melakukan aksi di depan kantor Bupati Pandeglang. Massa mengkritik kerja sama Pemkab Pandeglang dengan Pemerintah kota (Pemkot) Tangerang Selatan terkait pembuangan sampah.
Koordinator aksi, Marsuni, menilai perjanjian kerjasama yang dilakukan kedua daerah ini tidak relevan. Sebab, menurut dia, Pandeglang sampai saat ini belum bisa mengelola sampah sendiri.
“MoU yang dilakukan Pemda Pandeglang dengan Pemkot Tangerang terkait pengiriman sampah ke TPA Bangkonol tidak relevan karena kami menilai Pandeglang belum siap mengelola sampah di Pandeglang,” katanya, Kamis (31/7/2025).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
“Buktinya dari 35 kecamatan yang ada di Pandeglang, hanya 18 kecamatan yang dikelola oleh Pandeglang,” imbuhnya.
Marsuni menyatakan keputusan yang diambil Pemkab Pandeglang bisa berdampak buruk bagi masyarakat di sekitar TPA Bangkonol. Atas hal itu, ia menyebut Pemkab Pandeglang terburu-buru mengambil keputusan.
“Kami menilai keputusan yang diambil oleh Bupati dan Wakil Bupati Pandeglang terlalu berisiko dan terburu-buru,” katanya.
Protes juga disampaikan oleh komunitas Nalar Pandeglang. Nalar juga menilai kerja sama itu, bisa menimbulkan masalah baru.
“Warga yang tinggal di sekitar TPA Bangkonol kini menanggung dampak langsung, bau menyengat, air tanah yang tercemar dan kesehatan yang terancam,” kata juru bicara Nalar Pandeglang, Shobana Ilham.
Warga lainnya, Gugun, juga menolak terkait kerja sama itu. Bahkan ia sempat melakukan protes dengan membacakan puisi ditumpukkan sampah TPA Bangkonol.
Ia menilai anggaran Rp 40 miliar yang didapat Pandeglang tidak mampu menyelesaikan persoalan operasional dan infrastruktur TPA Bangkonol. Anggaran tersebut, menurut dia, dianggap sebagai transaksi jual beli masalah.
“Skema dana cepat ini bukan solusi, melainkan jual-beli masalah. Uang yang diterima akan habis untuk membenahi infrastruktur yang rusak oleh beban yang justru dibawa oleh kesepakatan itu sendiri,” kata Gugun.
Gugun menyatakan kerjasama yang telah dijalani ini, khawatir menimbulkan kerugian jangka panjang. Sebab, jika sampah tidak dikelola dengan baik bisa menimbulkan dampak negatif bagi masyarakat.
“Jika gagal dikelola dengan baik, beban sosial, kesehatan, dan ekologis akan jauh lebih besar dari pada dana yang diterima,” ucapnya.
Wabup soal Kerja Sama Pembuangan Sampah
Wakil Bupati Pandeglang Iing Andri Supriadi mengatakan, dalam kerja sama itu, Pemkab bakal menampung sampah dari Tangerang Selatan sekitar 300–500 ton per hari ke TPA Bangkonol. Jika target tercapai, PAD yang didapat sekitar Rp 9 miliar.
“Untuk per hari akumulasinya dari Tangerang Selatan sekitar 300 sampai dengan 500 ton, tapi ini kan baru targetan. PAD Rp 9 miliar kalau targetan 500 ton per hari bisa terpenuhi pengiriman dari Tangerang Selatan,” kata Iing, Senin (28/7/2025).
Iing menerangkan, sebelumnya TPA Bangkonol mendapatkan sanksi administrasi dari pihak Kementerian Lingkungan Hidup karena masih menggunakan sistem open dumping. Sehingga Pemkab Pandeglang membutuhkan suntikan dana, supaya TPA Bangkonol bisa menggunakan sistem sanitary landfil.
“Keputusan kami kerja sama dengan Tangerang Selatan adalah terbaik untuk menyelamatkan TPA Bangkonol, dan tentu kami akan melakukan perbaikan pengelolaan, dan pelayanan sampah yang ada di Kabupaten Pandeglang,” terangnya.
Dari kerja sama ini, Pemkab Pandeglang mendapatkan bantuan keuangan khusus sebesar Rp 40 miliar. Menurut dia, anggaran tersebut dialokasikan untuk perbaikan sistem pengolahan sampah dan perluasan lahan.
“Hasil kerja sama dengan TPA Bangkonol itu, kita semua pemerintah Kabupaten Pandeglang mendapatkan bantuan keuangan khusus dari Tangerang Selatan sebesar Rp 40 miliar,” katanya.
Iing mengklaim kerja sama di antara kedua wilayah ini berdasarkan hasil kajian secara komprehensif. Atas hal itu, ia meminta seluruh masyarakat bisa mendukung.
“Saya mohon maaf kepada seluruh masyarakat Pandeglang, kebijakan ini tidak populis, ada pro dan kontra. Tapi saya mohon dan berharap kepada seluruh masyarakat Pandeglang untuk sama-sama mendukung kerja sama ini, karena sekali lagi kerja sama ini sudah dilakukan kajian secara komprehensif, dan semata-mata untuk menyelamatkan TPA Bangkonol,” ucapnya.
(idn/idn)