Jakarta –
Masyarakat adat Baduy meminta agar pemerintah segera menyediakan serum anti-bisa ular. Hal itu didasari karena kasus serangan ular di tanah ulayat Baduy cukup tinggi.
Jaro pemerintah masyarakat Baduy atau Kepala Desa Kenekes, Oom, menjelaskan aktivitas warga Baduy mayoritas bertani di kebun, sehingga rentan mendapat serangan ular. Oom meminta kepada pemerintah untuk segera menyediakan kelengkapan fasilitas medis dan anti bisa ular di tiap-tiap puskesmas di area Baduy.
“Kita meminta segera anti bisa harus segera ada, yang kedua tim medis juga ada, puskesmas harus ada rawat inap,” katanya, Sabtu (16/8/2025).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Oom mengungkapkan dalam satu pekan terakhir ada satu warga Baduy yang dikonfirmasi meninggal dunia akibat gigitan ular tanah. Menurutnya, korban diserang ular ketika sedang bekebun.
“Tadi mendengar informasi ada di Kampung Cisadane, digigit ular dapat tiga hari langsung meninggal,” ungkapnya.
Plt Kepala Dinas kesehatan Lebak, Endang Komarudin mengatakan pemerintah saat ini telah melakukan pengadaan sebanyak 250 serum anti bisa ular. Ia menyatakan anti bisa ular itu nantinya akan diprioritaskan ke puskesmas yang berada di area Baduy.
“Itu posisinya untuk di daerah yang rawan seperti Leuwidamar, Cisimeut, daerah Baduy itu akan distok lebih banyak dari biasanya,” katanya.
Endang mengatakan serum anti bisa ular itu diprediksi akan ada di Kabupaten Lebak pada pekan depan. Ia meyakini jumlah tersebut aman untuk penanganan korban yang terkena gigitan ular.
“Kita upayakan berdasarkan kasus segitu aman, tapi sekarang ini belum datang,” pungkasnya.
Sebelumnya, masyarakat Baduy juga telah meminta kepada Pemerintah Provinsi (Pemprov) untuk menyediakan anti bisa ular pada acara Seba Baduy yang digelar pada Mei lalu. Dalam kesempatan itu, Oom menyebut warga Baduy kesulitan mendapatkan pertolongan ketika diserang ular.
(maa/maa)