KASUS bullying atau perundungan saat ini tengah jadi sorotan masyarakat, baik di kehidupan nyata atau pun dunia maya karena kehebohan kasus Geng Tai di sekolah Bina Nusantara,  Serpong yang diduga melibatkan anak artis terkenal dan sejumlah sosok penting. 

    Kabar beredar, kelompok geng tersebut sudah turun temurun melakukan bully ke sesama siswa dan hal tersebut diduga sudah menjadi tradisi antargenerasi. Kasus ini menyita perhatian banyak pihak, hingga kini ramai beredar spekulasi baru muncul.

    Ya, timbul kabar bahwa korban bully pada kasus Geng Tai diduga adalah pelaku pelecehan seksual pada seorang murid perempuan. Merujuk pada hal tersebut, diduga Geng Tai pun melakukan aksi ‘tatar’ atau membalas perbuatan ke korban.

    BACA JUGA:

    Benarkah Anak Orang Kaya Punya Kecenderungan Tukang Bully? 

    Di sisi lain, karena begitu hebohnya kasus ini banyak dari pengguna media sosial alias netizen yang juga ikut melontarkan komentar keji pada anggota Geng Tai. Jika dilihat, komentar negatif dan tak pantas tersebut, bisa saja masuk tergolong dalam aksi bully verbal di dunia maya atau yang disebut cyberbullying.

    Tak hanya melontarkan kalimat jahat, pengguna media sosial juga melakukan doxing pada setiap anggota geng tersebut. Menjadi pertanyaan sekarang, apa yang akan terjadi jika seseorang melawan bully dengan balik melakukan aksi bullying?


    Follow Berita Okezone di Google News


    Dapatkan berita up to date dengan semua berita terkini dari Okezone hanya dengan satu akun di
    ORION, daftar sekarang dengan
    klik disini
    dan nantikan kejutan menarik lainnya

    Mengutip laporan Kids Health, Kamis (22/2/2024) yang sudah ditinjau ulang oleh Psikolog Leah Jennie Orchinik menjelaskan bahwa melawan pelaku bullying dengan membully balik alias melakukan hal yang sama dengan pelaku, adalah pilihan yang sangat salah.

    “Membalas perundungan dengan mem-bully balik akan memicu anak menjadi pribadi yang temperamental, berpotensi melakukan kekerasan seperti penjahat yang bisa melukai seseorang di masa depan,” jelas laporan tersebut.

    Itulah kenapa, rekomendasi terbaik melawan perundungan adalah menjauh dari situasi tersebut, kemudian melaporkan kejadian ke pihak bertanggung jawab, dan memastikan berada di lingkungan pergaulan yang sehat.

    “Penting untuk para orangtua semua, agar memberikan nasihat ke anak-anaknya bahwa tidak menanggapi perundungan dengan melawan atau membalas penindasan,” tambah laporan tersebut.

    Hal lain yang tidak kalah penting lainnya, adalah membantu korban perundungan ini untuk kembali percaya diri dan merasa diterima di lingkungannya. Bukan sesuatu yang mudah memang, tapi berjalannya waktu si anak sebagai korban bully bisa kembali bersosialisasi dengan lingkungannya asalkan dia berteman dengan seseorang yang memiliki pengaruh baik.

    “Selain menjauhkan korban dari lingkungan ‘tukang bully’, coba juga anak untuk diajak ke klub olahraga baru atau terlibat dalam aktivitas yang dia sukai,” ungkap laporan itu.

    Sebagai orangtua pun harus selalu siap sedia untuk menjadi rumah terbaik bagi anak, apalagi ketika menjadi korban bully. Orangtua harus siap mendengarkan segala keresahan atau cerita yang ingin dilontarkan oleh buah hati.



    Source link

    Share.