Pekanbaru

241, angka itu bukanlah angka yang muda bagi Kota Pekanbaru yang hari ini kembali memperingati hari bersejarah. Sebagai ibu kota Provinsi Riau, Pekanbaru telah berdiri kokoh, tumbuh, bergerak serta berkembang pesat.

Pekanbaru yang dulu sebagai pusat dagang di Bumi Melayu, kini mulai ramai dan resmi menjadi jantung pertumbuhan ekonomi dan kemajuan Provinsi Riau. Padahal Pekanbaru dulunya hanya kawasan perdagangan kecil di tepian Sungai Siak.

Di usia yang tidak lagi muda ini, Wali Kota Pekanbaru Agung Nugroho melihat Kota Bertuah ini bukan hanya tempat tinggal. Namun kota ini disebut penuh makna dan banyak terpancar harapan bagi perubahan.


SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

“Setiap hari saya melihat wajah-wajah penuh harapan, semangat untuk berubah, dan keinginan kuat agar kota ini menjadi rumah yang lebih baik bagi semua,” kata Agung di Hari Jadi Pekanbaru Ke-241 hari ini.

Bagi suami Sukastri itu, Pekanbaru saat ini bukanlah kota seperti satu dekade lalu. Ia melihat pertumbuhan ekonomi yang cukup signifikan mulai dari sektor jasa hingga ke sektor perdagangan.

“Kita menyaksikan pertumbuhan ekonomi yang terus meningkat, sektor jasa dan perdagangan yang berkembang pesat, hingga munculnya kawasan-kawasan baru yang menjadi magnet investasi dan pemukiman,” kata Agung.

Melihat perkembangan yang pesat, Agung kini fokus melakukan pembenahan dalam sektor infrastruktur. Khususnya pada jalan-jalan protokol yang terus digesa perbaikan dan perluasan jalannya.

“Infrastruktur dasar terus kita benahi. Jalan-jalan protokol kita perluas dan perbaiki, drainase dan pengendalian banjir terus kita tangani secara bertahap. Pembenahan rumah sakit daerah, sekolah, serta pusat-pusat pelayanan masyarakat semakin kita perkuat sebagai fondasi dari kota yang berdaya saing dan manusiawi,” kata Agung.

Digitalisasi juga menjadi salah satu arah penting dalam transformasi birokrasi. Pekanbaru kini mulai melangkah menjadi kota smart city, dengan pelayanan publik yang transparan dan mudah diakses warga.

Bagi Agung, kota yang maju dan modern harus bisa bertransformasi dalam proses birokrasi. Teknologi, disebut menjadi salah satu solusi yang harus dikembangkan oleh ‘Budak Pekanbaru’.

“Di sisi lain, sektor UMKM menjadi perhatian serius. Saya percaya, denyut ekonomi kota tidak hanya digerakkan oleh sektor besar, tapi justru oleh pelaku kecil dan menengah yang menjadi tulang punggung perekonomian rakyat. Melalui pelatihan, pembinaan, dan akses pembiayaan, kita ingin memastikan mereka tumbuh dan naik kelas,” kata Agung penuh semangat.

Namun, tak ada kota besar yang bebas dari tantangan. Pekanbaru pun menghadapi ujian yang tidak ringan. Persoalan banjir, sampah, tata ruang yang masih semrawut, serta persoalan lingkungan akibat sampah yang harus ditangani serius.

“Saya tak ingin menutupi kenyataan bahwa banyak hal masih belum sempurna. Kita masih menemukan tumpukan sampah di beberapa sudut kota, masih ada drainase tersumbat, dan pengelolaan kawasan-kawasan padat yang belum optimal,” kata Agung.

Namun Agung yakin, dengan partisipasi semua pihak-masyarakat, tokoh, akademisi, hingga sektor swasta-semua tantangan ini bisa diubah menjadi peluang.

Perubahan iklim juga menjadi tantangan global yang kini sudah dirasakan secara lokal. Kota yang dulunya sejuk kini makin panas, kualitas udara terganggu di musim-musim tertentu dan dihadapkan pada pentingnya menjaga ruang terbuka hijau serta mengedepankan pembangunan berkelanjutan.

Sebagai putra daerah yang diberi amanah memimpin bersama Wakilnya Markarius Aman, Agung ingin Pekanbaru tidak hanya jadi kota besar. Tetapi kota yang beradab dan inklusif.

“Kota yang ramah untuk semua, untuk anak-anak, orang tua, perempuan, difabel, dan seluruh elemen masyarakat. Saya ingin kota ini tidak hanya tumbuh, tetapi juga menjadi tempat yang dicintai semua warganya,” kata Agung lagi.

Dalam memimpin, suami Sulastri Abu Bakar itu ingin Pekanbaru memiliki wajah baru bukan hanya dari sisi fisik, tapi juga dalam cara berpikir dan melayani. Pelayanan publik yang cepat dan ramah, birokrasi yang bersih, serta pemimpin-pemimpin yang hadir, bukan hanya duduk di belakang meja.

“Saya percaya dengan semangat kolaborasi, semua bisa dicapai bersama. Karena sesungguhnya kota ini adalah milik semua. Pemerintah tidak bisa berjalan sendiri dan saya tidak ingin berjalan sendiri. Saya ingin menata kota ini bersama-sama, dialog, dengan ide dan tentu dengan keberanian membuat perubahan,” katanya.

Kini usia 241 bukan hanya soal perayaan, tetapi juga refleksi dan intropeksi. Sebab, pada usia tersebut Pekanbaru telah menempuh jalan panjang, dari kerajaan Melayu hingga menjadi kota metropolitan.

“Sebagai Wali Kota, saya mengajak seluruh warga untuk menjaga dan merawat kota ini. Karena Pekanbaru adalah cermin dari kita semua, dari cara kita berbicara, menjaga lingkungan, hingga cara kita memperlakukan sesama,” katanya.

“Saya percaya, dengan semangat gotong-royong dan cinta terhadap kota ini, Pekanbaru akan terus melangkah lebih maju, lebih bersih, lebih tertata, dan lebih manusiawi, lebih aman. Selamat Hari Jadi Kota Pekanbaru ke-241. Mari kita lanjutkan perjalanan ini dengan harapan, kerja keras, dan doa,” kata Agung.

(ega/ega)


Hoegeng Awards 2025


Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini



Source link

Share.