Jakarta –
Majelis Ulama Indonesia (MUI) dan Grand Mufti Kazakhstan (Naurizbay Haji Taganuly) sepakat memperkuat kerja sama di sejumlah bidang. Kerja sama itu meliputi pemberian beasiswa hingga melawan gerakan radikalisme.
Penandatanganan kerja sama itu dilakukan di sela VIII Congress of Leaders of World and Traditional Religions di Astana, Kazakhstan, Rabu (17/9/2025). Wakil Ketua MUI Anwar Abbas hadir langsung di lokasi sekaligus menjadi perwakilan pemuka agama dari Indonesia di kongres.
Pertemuan Anwar Abbas dengan Mufti Kazakhstan dilakukan di salah satu ruangan Palace of Independence, Astana. Duta Besar Indonesia untuk Kazakhstan, Fadjroel Rachman, juga hadir dalam pertemuan tersebut.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Momen pertemuan berlangsung hangat. Mufti Kazakhstan memuji keramahan warga Indonesia dan peran aktif Dubes Indonesia di Kazakhstan dalam kegiatan sosial keagamaan di Kazakhstan.
![]() |
“Saat kami pergi ke banyak tempat dan menemui orang Indonesia, mereka sangat rendah hati. Dan saat kami pergi ke Mekkah kami menemukan orang Indonesia sangat berpendidikan dan kami sangat bangga,” kata Mufti Kazakhstan dalam pertemuan dengan Anwar Abbas. Mufti Kazakhstan berbicara menggunakan bahasa Kazakh dan diterjemahkan oleh penerjemah ke bahasa Inggris.
Anwar Abbas juga memuji peran Kazakhstan sebagai negara Islam yang konsisten menjaga perdamaian. Dia menyebut Kazakhstan dan Indonesia memiliki kesamaan sebagai negara muslim dengan predikat terbesar.
Di depan Mufti Kazakhstan, Anwar Abbas menjelaskan Indonesia merupakan negara dengan populasi umat Islam terbesar di dunia. Dia juga memuji Kazakhstan sebagai negara Islam dengan geografis terluas di dunia.
![]() |
Usai perbincangan hangat selama 15 menit, Mufti Kazakhstan dan Anwar Abbas lalu menandatangani dokumen Mou. Ada lima poin kesepakatan kerja sama yang mencakup bidang pendidikan hingga penyebaran ajaran Islam melalui teknologi AI.
“Kedua belah pihak berkomitmen untuk mengembangkan kerja sama dalam bidang-bidang berikut: Dakwah Islam Wasathiyah berdasarkan prinsip Islam yang penuh rahmat, yang bertujuan untuk mencegah radikalisme dan ekstremisme,” bunyi salah satu kesepakatan di MoU MUI dan Grand Mufti Kazakhstan.
Selain di bidang penangkalan radikalisme, kerja sama ini juga melingkupi bidang pendidikan. Anwar Abbas berharap akan banyak kesempatan pertukaran pelajar Kazakhstan dan Indonesia lewat kerja sama tersebut.
(ygs/jbr)