Perdana Menteri israel Benjamin Netanyahu. (Foto: X)
JAKARTA – Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, telah memberi tahu para menterinya bahwa ia akan meminta dukungan kabinet untuk rencana pendudukan penuh Gaza, demikian dilaporkan oleh The Times of Israel pada Senin (4/8/2025). Rencana itu diajukan Netanyahu meski ada keberatan dari Pasukan Pertahanan Israel (IDF).
Israel menguasai Gaza selama 38 tahun, dari 1967 hingga 2005. Setelah IDF dan pemukim Israel mundur dari wilayah kantong tersebut, wilayah itu diserahkan kepada Otoritas Palestina, yang juga menguasai sebagian wilayah Tepi Barat yang diduduki. Hamas mengambil alih kendali Gaza setelah memenangkan pemilu di sana pada 2006. Sejak itu, tidak ada pemilu yang diadakan.
Beberapa menteri dilaporkan mengatakan Netanyahu merujuk pada istilah “pendudukan Jalur Gaza” dalam percakapan pribadi, yang mencerminkan visinya untuk memperluas operasi militer. Hal ini menandai perubahan nada yang signifikan seiring pemerintah bersiap untuk membahas masa depan kampanye tersebut.
“Keputusan sudah dilempar – kami akan menduduki Jalur Gaza sepenuhnya… Akan ada operasi bahkan di wilayah-wilayah tempat para sandera ditawan. Jika kepala staf IDF tidak setuju, ia harus mengundurkan diri,” ujar seorang pejabat senior yang dekat dengan Netanyahu, seperti dikutip Ynet.
IDF saat ini mengklaim menguasai sekitar 75% wilayah tersebut. Berdasarkan rencana baru, militer diperkirakan akan menduduki sisa wilayah tersebut, sehingga seluruh wilayah kantong itu berada di bawah kendali Israel, demikian diwartakan RT.
The Times of Israel mengklaim IDF menentang gagasan untuk menguasai seluruh wilayah Gaza. Militer meyakini perlu waktu bertahun-tahun untuk membongkar seluruh infrastruktur Hamas. Selain itu, pendekatan ini dapat menempatkan para sandera pada risiko eksekusi jika pasukan bergerak terlalu dekat dengan tempat mereka ditawan.