Jakarta

    Dalam kegiatan Dialog Calon Siswa Sekolah Rakyat tahap 1C di Kota Banjarbaru, Menteri Sosial Saifullah Yusuf (Gus Ipul) berkesempatan berinteraksi dengan 70 calon siswa. Hadir di dalamnya 20 siswa SD dan 50 siswa SMA.

    Sekolah Rakyat ini berlokasi di Balai Latihan Kerja (BLK) Provinsi Kalimantan Selatan. Para siswa akan menjalani cek kesehatan pada tanggal 29 September 2025, bersamaan dengan pembukaan Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS).

    “Ketika MPLS nanti dimulai, saya berharap para guru dapat bekerja dengan baik dan orang tua mampu mendukung anak-anak agar bersekolah di Sekolah Rakyat,” kata Gus Ipul dalam keterangan tertulis, Senin (22/9/2025).


    SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

    Ia kembali menekankan Sekolah Rakyat adalah gagasan Presiden Prabowo untuk membuka akses pendidikan sekaligus mengentaskan kemiskinan.

    “Seleksi tidak dibuka umum, tapi berbasis DTSEN. Pendamping sosial mendatangi keluarga miskin, lalu diverifikasi BPS. Tidak boleh ada titipan. Kalau ada penyimpangan, sanksinya sangat berat,” tegasnya.

    Tahun ini ada 165 titik Sekolah Rakyat rintisan di seluruh Indonesia dengan kapasitas lebih dari 16.000 siswa. Dengan dukungan APBN melalui Kementerian PUPR, Gedung permanen akan dibangun di lahan yang disiapkan pemerintah daerah. Tak hanya itu, keluarga siswa juga akan mendapat pendampingan sosial dan ekonomi.

    “Targetnya, 3-4 tahun ke depan, keluarga siswa sudah bisa mandiri. Anak-anak yang ingin kuliah akan dikawal ke beasiswa, yang ingin bekerja atau berwirausaha juga akan disiapkan jalurnya,” tuturnya.

    Dalam kegiatan itu, ia bertemu dengan Anggun Aprilyani (15). Ia berdiri di samping ayahnya, Sunarko Thamrin, seorang buruh harian lepas di Desa Talaga, Kabupaten Tanah Laut.

    Dengan penghasilan ayahnya yang kurang dari Rp 1 juta per bulan, cita-cita Anggun untuk melanjutkan pendidikan nyaris pupus. Bagi Gus Ipul, kisah Anggun adalah bentuk nyata tujuan besar Sekolah Rakyat.

    “Inilah semangat Sekolah Rakyat. Anak-anak dari keluarga sederhana, yang ditinggal ibunya dan hanya hidup bersama ayah yang bekerja seadanya, tetap punya hak untuk sekolah dan masa depan yang lebih baik,” ujarnya.

    Anggun ditinggal ibunya yang meninggal dunia. Namun, kini wajahnya kembali berbinar. Ia menjadi salah satu calon siswa Sekolah Rakyat tahap 1C yang diperkenalkan langsung oleh Gus Ipul.

    “Saya ingin anak saya bisa sekolah, bisa nerusin sekolahnya yang terhenti,” ucap Sunarko.

    Gus Ipul juga menyoroti kisah Muhammad Aditya (10) asal Desa Pagatan Besar, Kecamatan Takisung, yang sempat putus sekolah setelah orang tuanya berpisah. Pendamping Program Keluarga Harapan (PKH) Sertiana menceritakan bagaimana Ia menemukan keluarga ini.

    “Saya melihat ada anak tidak sekolah saat bertugas di desa. Setelah kami koordinasikan dan pastikan datanya ada di DTSEN, Aditya lolos administrasi dan bisa masuk Sekolah Rakyat,” ungkapnya.

    Sementara itu, Sri Rahmawati, ibu Aditya, menyampaikan rasa syukurnya sambil menitikkan air mata bahagia.

    “Terima kasih banyak. Anak saya sekarang bisa sekolah lagi. Kami merasa terjamin, tidak diragukan lagi. Alhamdulillah, ada Sekolah Rakyat yang peduli,” tutur Sri.

    Kisah siswa dan orang tua itu juga disambut semangat para pengajar. Salah satunya Husnul Khatimah guru antropologi dari Tulungagung, Jawa Timur, yang ditugaskan mengajar di Banjarbaru.

    “Motivasi saya bergabung di Sekolah Rakyat adalah ingin berdampak, bukan hanya untuk diri saya sendiri, tapi juga untuk generasi muda Indonesia. Harapan saya, program ini memberi peluang besar bagi anak-anak yang sempat kehilangan semangat maupun harapan, agar mereka bisa bangkit lagi,” kata Husnul.

    Meski awalnya ragu karena harus jauh dari keluarga, Husnul tetap memutuskan untuk berangkat.

    “Saya perempuan, baru pertama kali ke Kalimantan, tidak ada saudara. Tapi saya yakin, anak-anak Indonesia perlu kita semangati agar berkembang,” imbuhnya.

    Tonton juga Video: Bikin Haru! Cerita Lana, Siswa Sekolah Rakyat yang Ingin Jadi Penulis

    (anl/ega)



    Source link

    Share.